Pengamat Sarankan RI Tutup Penerbangan Internasional Ikuti Malaysia dan Singapura

Kamis, 20 Mei 2021 - 15:31 WIB
Indonesia disarankan ikut menghentikan sementara penerbangan dari luar negeri untuk mencegah merebaknya kembali Covid-19. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Angka kasus positif Covid-19 rata-rata harian yang semakin tinggi membuat negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia kembali menerapkan kebijakan lockdown atau penguncian. Kedua negara tetangga tersebut menutup aktivitas penerbangan internasional dari dan menuju ke negara masing-masing.

Menanggapi langkah tersebut, pengamat penerbangan sekaligus Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin menilai kebijakan tersebut banyak diambil sejumkah negara menyusul naiknya angka kasus rata-rata harian dan masuknya varian baru virus Covid-19. Sebelum Malaysia dan Singapura, kata dia, Australia bahkan sudah terlebih dahulu melakukan lockdown.





Australia melakukan lockdown ini setelah ditemukan strain virus dari Inggris yang masuk ke Negeri Kanguru tersebut. Padahal, saat itu kasus strain virus Covid-19 dari Inggris jumlahnya masih relatif rendah.

"Kalau kita ukur dari langkah-langkah yang diambil oleh negara tetangga sebelum Singapura dan Malaysia kan sebelumnya Australia sudah melakukan setelah strain terbaru dari Inggris itu mulai terdeteksi dan kemudian beberapa pekan lalu di daerah Sidney biarpun bisa dihitung cukup rendah tapi pemerintah tidak mau mengambil resiko. Saya rasa itu juga diimplementasikan oleh Singapura dan Malaysia," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (20/5/2021).

Menurut dia, Indonesia pun seharusnya sudah mulai melakukan pengetatan. Apalagi rata-rata kasus harian Covid-19 di Indonesia juga masih cukup tinggi. Ditambah lagi, beberapa waktu lalu Indonesia juga kebobolan dengan masuknya tamu-tamu dari India. Padahal jumlah kasus Covid-19 di India sedang tinggi-tingginya.



"Hari ini saya membaca ada strain baru pengembangan dari apa yang ditemukan di India yang sampai menyebabkan korban ratusan ribu jiwa," jelasnya.

Dia menambahkan, Indonesia juga baru saja menghadapi musim mudik Lebaran. Hal ini dikhawatirkan membuat lonjakan kasus mengingat setiap kali libur panjang jumlah kasus Covid-19 mengalami kenaikan yang sangat drastis.

"Saya kira untuk Indonesia justru harus lebih ketat khususnya kita masig mengantisipasi beberapa pekan setelah musim lebaran kemarin. Karena kan dari satu tahun terakhir kita selalu melihat kalau ada libur panjang pasti angka naik," kata Ziva.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More