Siraman Aliran Modal Asing Sepekan Terakhir Capai Rp14,68 Triliun
Minggu, 06 Juni 2021 - 10:58 WIB
JAKARTA - Aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) periode 31 Mei hingga 3 Juni 2021 tercatat mencapai Rp14,68 triliun. Rincian dari jumlah tersebut, yakni modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp12,27 Triliun.
“Berdasarkan data transaksi 31 Mei-3 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp14,68 triliun," kata Direktur Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Minggu (6/6/2021).
Sementara itu, aliran modal asing yang masuk ke pasar saham pada periode yang sama sebesar Rp2,41 triliun. "Sedangkan aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik sejak awal tahun hingga 3 Juni 2021 mencapai Rp2,43 triliun," bebernya.
Lalu, yield SBN 10 tahun juga meningkat tipis dari 6,40% pada Kamis menjadi 6,41% pada Jumat. BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Kita akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tandasnya.
“Berdasarkan data transaksi 31 Mei-3 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp14,68 triliun," kata Direktur Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Minggu (6/6/2021).
Baca Juga
Sementara itu, aliran modal asing yang masuk ke pasar saham pada periode yang sama sebesar Rp2,41 triliun. "Sedangkan aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik sejak awal tahun hingga 3 Juni 2021 mencapai Rp2,43 triliun," bebernya.
Lalu, yield SBN 10 tahun juga meningkat tipis dari 6,40% pada Kamis menjadi 6,41% pada Jumat. BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Kita akan memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda