BUMN Diminta Setor Dividen Rp28,5 Triliun di 2022, Pengamat: Harusnya Lebih Besar
Selasa, 08 Juni 2021 - 15:07 WIB
JAKARTA - Pemerintah menargetkan penerimaan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp28,5 triliun pada tahun 2022. Angka tersebut naik sekitar 9,07% dari proyeksi tahun ini sebesar Rp26,13 triliun.
Kendati ada kenaikan, pengamat pasar modal Riska Afriani menilai, rencana pemerintah menaikkan dividen untuk BUMN tersebut tidak terlalu signifikan. “Kita lihat untuk tahun ini sebenarnya kan beberapa BUMN karya juga tidak membagikan dividen. Seperti Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jasa Marga yang sudah melakukan RUPS. Kemudian, kemarin juga seperti Bank BTN yang tidak membagikan dividen. Jadi, sebenarnya untuk kenaikan di tahun 2022 itu tidak terlalu signifikan,” ujarnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Selasa (8/6/2021).
Dia menjelaskan, mengingat bahwa pada tahun 2021 ini di mana yang bisa disebutkan adalah laba yang bersumber dari tahun lalu itu untuk seluruh BUMN mengalami penurunan sebesar 25%, dari yang sebelumnya Rp1.600 triliun menjadi Rp1.200 triliun.
Lanjutnya, kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab pada tahun ini bahwa penerimaan dividen BUMN mengalami penurunan menjadi Rp26,13 triliun. “Jadi, kenaikan hanya 9,07% atau menjadi Rp28,5 triliun. Ini bisa dikatakan juga kenaikannya belum signifikan, walau kalau dilihat persentasenya ini pertumbuhan cukup baik. Namun, secara keseluruhan harusnya masih bisa lebih dari itu kontribusi dividen BUMN,” tuturnya.
Kendati ada kenaikan, pengamat pasar modal Riska Afriani menilai, rencana pemerintah menaikkan dividen untuk BUMN tersebut tidak terlalu signifikan. “Kita lihat untuk tahun ini sebenarnya kan beberapa BUMN karya juga tidak membagikan dividen. Seperti Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jasa Marga yang sudah melakukan RUPS. Kemudian, kemarin juga seperti Bank BTN yang tidak membagikan dividen. Jadi, sebenarnya untuk kenaikan di tahun 2022 itu tidak terlalu signifikan,” ujarnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Selasa (8/6/2021).
Dia menjelaskan, mengingat bahwa pada tahun 2021 ini di mana yang bisa disebutkan adalah laba yang bersumber dari tahun lalu itu untuk seluruh BUMN mengalami penurunan sebesar 25%, dari yang sebelumnya Rp1.600 triliun menjadi Rp1.200 triliun.
Baca Juga
Lanjutnya, kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab pada tahun ini bahwa penerimaan dividen BUMN mengalami penurunan menjadi Rp26,13 triliun. “Jadi, kenaikan hanya 9,07% atau menjadi Rp28,5 triliun. Ini bisa dikatakan juga kenaikannya belum signifikan, walau kalau dilihat persentasenya ini pertumbuhan cukup baik. Namun, secara keseluruhan harusnya masih bisa lebih dari itu kontribusi dividen BUMN,” tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda