Bangun Link and Match dengan Industri, Polteknaker Kumpulkan Praktisi Industri
Jum'at, 11 Juni 2021 - 11:15 WIB
Sekarang dunia bergerak cepat. Perkembangan teknologi menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru. “Kurikulum yang diajarkan di kampus harus sesuai dengan perubahan jaman dan kebutuhan industri,” katatanya.
Oleh karena itu, Elviandi mengatakan, Polteknaker harus terus melakukan upaya agar ada link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Saat ini, angka perbandingan miss match terbilang tinggi. Selain itu, Polteknaker harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah under qualification yakni, lulusan perguruan tinggi masih berada di bawah standar kompetensi.
“Kami juga mengharapkan seluruh stakeholders yang hadir pada acara Rakor Jejaring ini dapat bersinergi dengan Polteknaker dalam upaya mewujudkan SDM Unggul Polteknaker yang siap bersaing dalam kompetisi global,” kata dia.
Pendidikan Vokasi untuk Menghasilkan SDM yang Berdaya Saing
Kondisi persaingan dan perkembangan yang begitu cepat, membutuhkan kontribusi pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Pendidikan dijadikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat. “Salah satu indikator majunya suatu bangsa ditentukan dengan indeks pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu,” katanya.
Pendidikan vokasi menjadi solusi untuk penciptaan sumber daya manusia yang berkompetensi, berdaya saing, dan siap bekerja profesional. Pendidikan vokasi yang ada harus diperluas aksesnya, diberikan kesempatan yang besar kepada seluruh warga negara untuk mendapatkan akses keterampilan melalui pendidikan vokasi.
Menurutnya, kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis. “Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu,” katanya.
Pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan, Politeknik, dan Universitas yang memiliki program pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dapat dilakukan dari jenjang D-1 sampai Doktor Terapan. “Melihat strategisnya pendidikan vokasi maka sosialisasi dan desiminasi informasi serta pengembangan pendidikan vokasi sangat diperlukan,” katanya.
Pemerintah juga telah memberikan ruang untuk peningkatan proses dan pengembangan sumber daya manusia sampai kepada tingkatan guru besar terapan. “Peluang strategis tersebut harus dijadikan momentum pengembangan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi menjadi terobosan untuk mendorong pemenuhan rasio kebutuhan pendidikan,” katanya.
Memenuhi kebutuhan industri
Oleh karena itu, Elviandi mengatakan, Polteknaker harus terus melakukan upaya agar ada link and match dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Saat ini, angka perbandingan miss match terbilang tinggi. Selain itu, Polteknaker harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah under qualification yakni, lulusan perguruan tinggi masih berada di bawah standar kompetensi.
“Kami juga mengharapkan seluruh stakeholders yang hadir pada acara Rakor Jejaring ini dapat bersinergi dengan Polteknaker dalam upaya mewujudkan SDM Unggul Polteknaker yang siap bersaing dalam kompetisi global,” kata dia.
Pendidikan Vokasi untuk Menghasilkan SDM yang Berdaya Saing
Kondisi persaingan dan perkembangan yang begitu cepat, membutuhkan kontribusi pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Pendidikan dijadikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat. “Salah satu indikator majunya suatu bangsa ditentukan dengan indeks pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu,” katanya.
Pendidikan vokasi menjadi solusi untuk penciptaan sumber daya manusia yang berkompetensi, berdaya saing, dan siap bekerja profesional. Pendidikan vokasi yang ada harus diperluas aksesnya, diberikan kesempatan yang besar kepada seluruh warga negara untuk mendapatkan akses keterampilan melalui pendidikan vokasi.
Menurutnya, kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis. “Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu,” katanya.
Pelaksanaan pendidikan vokasi di Indonesia dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan, Politeknik, dan Universitas yang memiliki program pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dapat dilakukan dari jenjang D-1 sampai Doktor Terapan. “Melihat strategisnya pendidikan vokasi maka sosialisasi dan desiminasi informasi serta pengembangan pendidikan vokasi sangat diperlukan,” katanya.
Pemerintah juga telah memberikan ruang untuk peningkatan proses dan pengembangan sumber daya manusia sampai kepada tingkatan guru besar terapan. “Peluang strategis tersebut harus dijadikan momentum pengembangan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi menjadi terobosan untuk mendorong pemenuhan rasio kebutuhan pendidikan,” katanya.
Memenuhi kebutuhan industri
Lihat Juga :
tulis komentar anda