Banyak Hacker Serang Bank RI, Hati-hati Transfer Duit!
Selasa, 15 Juni 2021 - 15:02 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta kepada lembaga keuangan RI semakin waspada di era digital saat ini. Pasalnya, banyak hacker mulai menyerang lembaga keuangan atau perbankan di dalam negeri.
"Ada risiko yang kita sebut risiko cyber, apalagi ini hacker sudah mulai bergentayangan nyatroni lembaga keuangan," ujar Wimboh saat webinar BPK di Jakarta, Selasa(15/6/2021).
Menurut dia di era digital lembaga keuanga mau tidak mau harus melakukan transformasi digital. Pasalnya, jika tidak maka ke depan semakin tidak mmampu bersaing dan tergilas zaman. "Mau nggak mau harus transform dirinya menjadi digital product semua, karena kalau enggak, enggak kompetitif. Seperti transfer uang sekarang tidak perlu datang ke bank. Tetapi, dibalik kemudahan tersebut, risiko cyber masih membayangi," kata dia.
Disisi lain, terkait kripto juga semakin marak di dunia. Hal itu menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah dan Bank Indonesia. Permasalah kripto saat ini ialah penggunaan sulit di lacak. "Memang tantangan ini sesuatu hal yang berevolusi, yang jadi perhatian kita bersama sehingga kita harus sering duduk bersama mengatasinya," pungkas Wimboh.
"Ada risiko yang kita sebut risiko cyber, apalagi ini hacker sudah mulai bergentayangan nyatroni lembaga keuangan," ujar Wimboh saat webinar BPK di Jakarta, Selasa(15/6/2021).
Menurut dia di era digital lembaga keuanga mau tidak mau harus melakukan transformasi digital. Pasalnya, jika tidak maka ke depan semakin tidak mmampu bersaing dan tergilas zaman. "Mau nggak mau harus transform dirinya menjadi digital product semua, karena kalau enggak, enggak kompetitif. Seperti transfer uang sekarang tidak perlu datang ke bank. Tetapi, dibalik kemudahan tersebut, risiko cyber masih membayangi," kata dia.
Disisi lain, terkait kripto juga semakin marak di dunia. Hal itu menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah dan Bank Indonesia. Permasalah kripto saat ini ialah penggunaan sulit di lacak. "Memang tantangan ini sesuatu hal yang berevolusi, yang jadi perhatian kita bersama sehingga kita harus sering duduk bersama mengatasinya," pungkas Wimboh.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda