Loloskan 2 Inovasi Mutakhir Bongkar Muat Pelabuhan, PT BIMA Tunjukkan Eksistensi

Selasa, 15 Juni 2021 - 21:47 WIB
Fokus PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA) dalam melakukan perawatan alat bongkar muat terus berkembang dari waktu ke waktu. Foto/Dok
JAKARTA - Fokus PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA) dalam melakukan perawatan alat bongkar muat terus berkembang dari waktu ke waktu. Inovasi yang diluncurkan PT BIMA juga sebagai bentuk dukungan atas arahan untuk selalu lakukan inovasi yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo perihal penggunaan Biosolar B30 Melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015.

Guna mengoptimalkan kinerja mesin dengan menggunakan Biosolar B30, PT BIMA melakukan inovasi berupa filtrasi bahan bakar Biosolar B30 sebagai metode terkini perawatan alat bongkar muat.

Uji coba telah dilakukan di beberapa wilayah cabang dan terbukti mampu mengurangi endapan berupa gel yang dihasilkan dari bakteri yang terdapat pada biosolar yang mengendap, sehingga breakdown akibat filter solar yang buntu bisa diminimalisir.





Selain itu penggunaan filtrasi bahan bakar B30 juga mampu menekan risiko kerusakan pompa bahan bakar & injektor, dan menekan kandungan air pada mesin yang dapat menjadi penyebab terjadinya korosi dan guratan pada mesin.

“Efek jangka panjangnya umur injector dan fuel pump menjadi panjang dan kinerja engine pun bisa maksimal untuk mendukung operasional di lapangan, mbak,” jelas Site Manager PT BIMA cabang Semarang, Nazar.

Inovasi filtrasi bahan bakar B30 ini sendiri, kini telah resmi digunakan sebagai metode perawatan alat di Terminal Peti Kemas Semarang. Tidak hanya itu inovasi lain yang dilakukan PT BIMA - yang merupakan cucu dari PT Pelindo III (Persero) melalui BJTI Port di cabang Semarang adalah penerapan sistem pengulangan (redundancy system) pada mesin RTG untuk menjamin utilisasi peralatan Bongkar muat di pelabuhan terus meningkat.

Redundancy system yang diterapkan PT BIMA dalam perawatan RTG di Terminal Petikemas Semarang sebagai upaya mendukung operasional di lapangan secara optimal, pada awalnya ketika mesin tersebut memasuki jadwal overhaul, maka alat tersebut harus menunggu setidaknya 30 hari dan berhenti beroperasi sampai dengan proses overhaul selesai.

Tetapi dengan inovasi redundant system, mesin pengganti telah dipersiapkan, sehingga alat tersebut hanya memerlukan waktu 1-2 hari saja untuk berhenti beroperasi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More