Atasi Kenaikan Biaya Kargo, Proses Bongkar Muat Petikemas Dipercepat

Sabtu, 02 Januari 2021 - 17:17 WIB
loading...
Atasi Kenaikan Biaya...
Biaya pengangkutan (freight) petikemas atau biaya kargo, secara global telah naik tajam, Kemenhub telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mempercepatnya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada kinerja seluruh sektor perekonomian, tidak terkecuali industri pelayaran. Biaya pengangkutan (freight) peti kemas atau biaya kargo , secara global telah naik tajam. Kenaikan biaya tersebut berpengaruh pada upaya perbaikan kinerja industri pelayaran dan perekonomian nasional.

"Dampaknya, hampir di semua negara harga sea freight dengan kontainer naik signifikan, waktu pelayaran lebih lama, terjadi penumpukan kontainer di pelabuhan , dan bongkar muat di pelabuhan pun lebih lama," ujar Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo di Jakarta, Sabtu (2/1/2021).

(Baca Juga: Resmikan Pelabuhan Patimban, Jokowi: Siap Melayani 3,75 Juta Peti Kemas )

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membantu kesulitan yang dialami industri pelayaran. "Pertama, kami akan mengawasi percepatan proses bongkar muat sehingga petikemas dapat segera didistribusikan dan kapal bisa berlayar kembali. Kedua, kami juga akan mempercepat petikemas segera keluar dari pelabuhan sehingga kontainer segera dapat kembali ke depo dengan cepat," ujar Agus.

Agar langkah tersebut lebih efektif, Kementerian Perhubungan berharap kementerian dan lembaga negara terkait, melakukan percepatan yang sama. "Kami imbau kementerian terkait bisa mendukung upaya yang dilakukan Kementerian Perhubungan, yaitu mempercepat proses pengeluaran long stay container di pelabuhan," ucap Agus.

Adapun operator pelayaran jalur utama (main line operator - MLO) diharapkan, tetap dapat memberi ruang muat dari Indonesia, untuk tujuan ekspor. MLO diharapkan dapat menyediakan petikemas 40 High Cube.

"Berikutnya kami minta perusahaan pelayaran dalam negeri, khususnya yang tergabung dalam INSA, mengambil peluang untuk memanfaatkan ruang muat pelayaran luar negeri yang berkurang. Kami juga menghimbau perusahaan eksportir melakukan subtitusi dgn memakai peti kemas 20 feet," ucap Dirjen Agus.

(Baca Juga: Arus Bongkar Muat Peti Kemas IPC Turun 7,7% )

Sebagai informasi, sejumlah negara telah menjalankan kebijakan penutupan (lockdown) lantaran pandemi, sejak awal tahun ini. Hal ini mengakibatkan terjadinya pembatasan pergerakan orang, barang, hingga pergerakan kapal. Tak sedikit perusahaan pelayaran yang mengurangi kegiatan kapalnya, untuk menekan biaya operasional dan menstabilkan ongkos pengangkutan.

Industri pelayaran global mulai menggeliat mulai Juli lalu, ketika China mulai menaikkan frekuensi ekspor. Hanya saja, aktivitas di China ini tak serta-merta memulihkan industri pelayaran global.

Pasalnya, pengiriman kontainer masih terbatas lantaran sejumlah negara masih menjalankan kebijakan penutupan (lockdown). Sumberdaya manusia untuk menjalankan aktivitas bongkar muat pun masih terbatas, sehingga keterlambatan dalam pengiriman dan pengumpulan kontainer pun terjadi.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)