Mampukah Work From Bali Dongkrak Ekonomi Pulau Dewata?
Kamis, 17 Juni 2021 - 20:24 WIB
CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengapresiasi langkah pemerintah dalam menyemarakan kembali ekonomi Pulau Dewata itu.
"Terkait dengan kebijakan Work from Bali (WFB) ini, tentunya kita perlu mengapresiasi upaya pemerintah untuk menggeliatkan dan menghidupkan sektor pariwisata yang selanjutnya akan menggerakkan roda perekonomian Bali secara keseluruhan,” ujar Johanna dalam keterangan persnya, Kamis (17/6/2021).
Menurutnya, selain dari perspektif pemulihan ekonomi, kebijakan Work from Bali juga dapat dilihat dari bagaimana upaya lokasi pariwisata dapat tetap hidup dalam situasi Covid-19.
Diharapkan lanjut Johanna, kebijakan ini berjalan dengan baik dan dapat diadaptasi di berbagai lokasi pariwisata lainnya di Indonesia untuk kembali berjalan normal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan sebagai standar baru pelayanan pariwisata.
Work from Bali juga diharapkan mendorong tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan bagi warga dunia bahwa Bali sudah aman untuk dikunjungi. Secara psikologis, dengan pemerintah yang berani menempatkan ASN kementrian untuk bekerja dari Bali akan semakin memperlihatkan pariwisata di Pulau Dewata sudah terbiasa untuk selalu siap dan disiplin menjalankan protokol kesehatan saat melayani para wisatawan sehingga menguatkan citra positif Bali baik di mata wisatawan lokal maupun mancanegara.
Partner dan Head of Assurance Grant Thornton Indonesia Hanny Prasetyo mengatakan Work from Bali jika dilakukan secara tepat juga mampu meningkatkan produktivitas ASN.
"Banyak hal-hal yang biasanya cukup membuat stres di Jakarta tidak ditemui di Bali, misalnya kemacetan dan polusi udara. Selain itu Bali menawarkan kemudahan akses ke tempat terbuka seperti pantai selepas bekerja. Namun tentu hal-hal positif ini harus disertai dengan disiplin diri dan pemahaman bahwa program ini bukanlah liburan namun kesempatan untuk bekerja dengan suasana berbeda dan menghasilkan produktivitas lebih baik sambil membantu perekonomian Bali yang kita cintai,” ujar Hanny.
"Terkait dengan kebijakan Work from Bali (WFB) ini, tentunya kita perlu mengapresiasi upaya pemerintah untuk menggeliatkan dan menghidupkan sektor pariwisata yang selanjutnya akan menggerakkan roda perekonomian Bali secara keseluruhan,” ujar Johanna dalam keterangan persnya, Kamis (17/6/2021).
Menurutnya, selain dari perspektif pemulihan ekonomi, kebijakan Work from Bali juga dapat dilihat dari bagaimana upaya lokasi pariwisata dapat tetap hidup dalam situasi Covid-19.
Diharapkan lanjut Johanna, kebijakan ini berjalan dengan baik dan dapat diadaptasi di berbagai lokasi pariwisata lainnya di Indonesia untuk kembali berjalan normal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan sebagai standar baru pelayanan pariwisata.
Work from Bali juga diharapkan mendorong tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan bagi warga dunia bahwa Bali sudah aman untuk dikunjungi. Secara psikologis, dengan pemerintah yang berani menempatkan ASN kementrian untuk bekerja dari Bali akan semakin memperlihatkan pariwisata di Pulau Dewata sudah terbiasa untuk selalu siap dan disiplin menjalankan protokol kesehatan saat melayani para wisatawan sehingga menguatkan citra positif Bali baik di mata wisatawan lokal maupun mancanegara.
Partner dan Head of Assurance Grant Thornton Indonesia Hanny Prasetyo mengatakan Work from Bali jika dilakukan secara tepat juga mampu meningkatkan produktivitas ASN.
"Banyak hal-hal yang biasanya cukup membuat stres di Jakarta tidak ditemui di Bali, misalnya kemacetan dan polusi udara. Selain itu Bali menawarkan kemudahan akses ke tempat terbuka seperti pantai selepas bekerja. Namun tentu hal-hal positif ini harus disertai dengan disiplin diri dan pemahaman bahwa program ini bukanlah liburan namun kesempatan untuk bekerja dengan suasana berbeda dan menghasilkan produktivitas lebih baik sambil membantu perekonomian Bali yang kita cintai,” ujar Hanny.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda