Pemerintahnya Ndelul Warganya Ndableg, Picu Ledakan Kasus Covid-19 di RI
Rabu, 23 Juni 2021 - 17:55 WIB
JAKARTA - Meningkatnya kasus Covid-19 dinilai karena pemerintah tidak tegas dalam menerapkan kebijakan pembatasan sosial . Di tambah lagi masyarakat yang bebal tidak peduli dengan ganasnya virus corona memicu kembali meningkatnya kasus Covid-19.
"Jika pemerintah mau belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa setiap ada libur panjang pasti akan terjadi lonjakan kasus baru. Namun, bebalnya masyarakat untuk mudik dan kurang tegasnya pemerintah membuat angka kasus melonjak lagi," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Rabu (23/6/2021).
Ia menilai pemerintah tidak belajar dari tahun sebelumnya bahwa setiap ada libur panjang pasti akan terjadi lonjakan kasus baru. Naiknya kasus Covid-19 tak hanya dari sikap pemerintah yang tidak konsisten, namun masyarakat juga mengambil peran dalam meningkatnya kasus di Tanah Air. "Pemerintah khawatir ekonomi akan melambat dan padahal sudah otomatis ekonomi melambat," kata dia.
Apalagi diketahui di banyak negara sudah bermunculan virus corona varian baru yang lebih dahsyat. Namun anehnya, ketika terjadi lonjakan kasus pasca lebaran di Kudus dan Bangkalan pun responsnya masih biasa, tidak buru-buru dilakukan penyekatan di daerah-daerah sekitar.
Akibat kebijakan yang tidak tegas tersebut juga berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah hari ini ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah melemah 30 poin atau berasa di level Rp14.432. Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.410 - Rp14.470.
Lihat Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Partai Perindo Minta Pemerintah Gencarkan Vaksin dan Prokes
"Jika pemerintah mau belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa setiap ada libur panjang pasti akan terjadi lonjakan kasus baru. Namun, bebalnya masyarakat untuk mudik dan kurang tegasnya pemerintah membuat angka kasus melonjak lagi," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, Rabu (23/6/2021).
Ia menilai pemerintah tidak belajar dari tahun sebelumnya bahwa setiap ada libur panjang pasti akan terjadi lonjakan kasus baru. Naiknya kasus Covid-19 tak hanya dari sikap pemerintah yang tidak konsisten, namun masyarakat juga mengambil peran dalam meningkatnya kasus di Tanah Air. "Pemerintah khawatir ekonomi akan melambat dan padahal sudah otomatis ekonomi melambat," kata dia.
Apalagi diketahui di banyak negara sudah bermunculan virus corona varian baru yang lebih dahsyat. Namun anehnya, ketika terjadi lonjakan kasus pasca lebaran di Kudus dan Bangkalan pun responsnya masih biasa, tidak buru-buru dilakukan penyekatan di daerah-daerah sekitar.
Akibat kebijakan yang tidak tegas tersebut juga berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah hari ini ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah melemah 30 poin atau berasa di level Rp14.432. Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.410 - Rp14.470.
Lihat Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Partai Perindo Minta Pemerintah Gencarkan Vaksin dan Prokes
(nng)
tulis komentar anda