Soal Ivermectin untuk Terapi Pasien Covid-19, Ini Tanggapan IDI
Jum'at, 25 Juni 2021 - 12:46 WIB
JAKARTA - Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) , Daeng M Faqih menyatakan, belum ada obat yang diakui untuk pengobatan Covid-19. Ihwal obat Ivermectin yang tengah diproduksi PT Indofarma Tbk (INAF), dia menilainya hanya sebagai ikhtiar untuk mencari peluang baru penyembuhan Covid-19.
Sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham INAF menegaskan bahwa Ivermectin hanyalah obat anti-parasit. Obat terapi tersebut sudah mendapat rekomendasi dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
"Ivermectin ini merupakan salah satu yang di beberapa negara yang dipakai sebagai ikhtiar, bahkan WHO, FDA itu mendorong rekomendasikan untuk dipakai uji klinis, itu direkomendasikan sebagai sebuah ikhtiar," ungkap Daeng dalam sesi wawancara dengan salah satu TV Swasta, dikutip Jumat (25/6/2021).
Dia mencatat, sejumlah negara menggunakan Ivermectin untuk melakukan terapi pada pasien Covid-19. Namun, langkah itu hanyalah ikhtiar untuk menekan atau menghambat replikasi Covid-19. Di Indonesia, Ivermectin masih pada tahap uji klinis di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Daeng pun memahami pernyataan Menteri BUMN, Erick Thohir, bahwa Ivermectin sebagai obat anti-parasit. Artinya, sebagai satu harapan dan ikhtiar pemerintah untuk berupaya menangani penyebaran Covid-19.
"Saya sangat memaklumi apa yang disampaikan Pak Erick, ini dalam rangka berikhtiar, dan kita punya harapan begitu, ada hal yang bisa membantu lebih baik untuk menangani penyebaran Covid-19," tuturnya.
Uji stabilitas Ivermectin pun sudah dilakukan usai Indofarma memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Tentu, kita sudah melakukan uji stabilitas kemarin. Karena itu obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma ini," kata Erick dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Mantan Bos Inter Milan itu berharap Ivermectin bisa menjadi solusi untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Obat besutan BUMN Sektor Farmasi ini digadang-gadang dapat membantu terapi pasien yang sudah terinfeksi virus Corona.
"Kabar gembira buat kita bahwa (Ivermectin) terapi daripada penyembuhan, tentu bagaimana kita mengantisipasi atau menjaga diri kita sehingga penyebaran keseharian bisa diturunkan. Ivermectin ini dianggap dalam terapi ini cukup baik. Karena ada beberapa jurnal kesehatan sudah meyakinkan daripada hasil ini," jelas dia. Ketersediaan obat Ivermectin dipastikan cukup bagi pasien. Adapun Indofarma menargetkan untuk memproduksi 4 juta Ivermectin setiap bulannya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham INAF menegaskan bahwa Ivermectin hanyalah obat anti-parasit. Obat terapi tersebut sudah mendapat rekomendasi dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
"Ivermectin ini merupakan salah satu yang di beberapa negara yang dipakai sebagai ikhtiar, bahkan WHO, FDA itu mendorong rekomendasikan untuk dipakai uji klinis, itu direkomendasikan sebagai sebuah ikhtiar," ungkap Daeng dalam sesi wawancara dengan salah satu TV Swasta, dikutip Jumat (25/6/2021).
Dia mencatat, sejumlah negara menggunakan Ivermectin untuk melakukan terapi pada pasien Covid-19. Namun, langkah itu hanyalah ikhtiar untuk menekan atau menghambat replikasi Covid-19. Di Indonesia, Ivermectin masih pada tahap uji klinis di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Daeng pun memahami pernyataan Menteri BUMN, Erick Thohir, bahwa Ivermectin sebagai obat anti-parasit. Artinya, sebagai satu harapan dan ikhtiar pemerintah untuk berupaya menangani penyebaran Covid-19.
"Saya sangat memaklumi apa yang disampaikan Pak Erick, ini dalam rangka berikhtiar, dan kita punya harapan begitu, ada hal yang bisa membantu lebih baik untuk menangani penyebaran Covid-19," tuturnya.
Uji stabilitas Ivermectin pun sudah dilakukan usai Indofarma memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Tentu, kita sudah melakukan uji stabilitas kemarin. Karena itu obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma ini," kata Erick dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Mantan Bos Inter Milan itu berharap Ivermectin bisa menjadi solusi untuk menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Obat besutan BUMN Sektor Farmasi ini digadang-gadang dapat membantu terapi pasien yang sudah terinfeksi virus Corona.
"Kabar gembira buat kita bahwa (Ivermectin) terapi daripada penyembuhan, tentu bagaimana kita mengantisipasi atau menjaga diri kita sehingga penyebaran keseharian bisa diturunkan. Ivermectin ini dianggap dalam terapi ini cukup baik. Karena ada beberapa jurnal kesehatan sudah meyakinkan daripada hasil ini," jelas dia. Ketersediaan obat Ivermectin dipastikan cukup bagi pasien. Adapun Indofarma menargetkan untuk memproduksi 4 juta Ivermectin setiap bulannya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda