Kinerja Bisnis BNI Wilayah 07 Tumbuh 10% Secara YoY
Sabtu, 26 Juni 2021 - 13:02 WIB
MAKASSAR - BNI Wilayah 07 meliputi wilayah Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku mencatatkan kinerja bisnis tumbuh 10% secara year on year (YoY).Pemimpin BNI Wilayah 07 Hadi Santoso menjelaskan, pertumbuhan dicatatkan pada perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan pertengahan bulan Juni ini atau tepatnya 23 Juni mengalami kenaikan 10%, sementara dari sisi kredit juga tumbuh 19,91%.
Sedangkan, dari sisi pertumbuhan aset mencapai Rp17 triliun, naik jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu mencapai Rp16 triliun dan diharapkan ada pertambahan Rp1 triliun menjadi Rp18 triliun hingga akhir tahun.“Pertumbuhan dana pihak ketiga ditopang oleh pertumbuhan yang paling besar adalah pertumbuhan dana murah, khususnya di tabungan yang tumbuh 13% sedangkan di giro kita tumbuh 4%. Untuk kredit ditopang oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada segmen konsumer. Dimana, sektor konsumer kita tumbuh 14,41%,” ujarnya, kemarin.Sementara itu, kata Hadi, untuk segmen kecilnya tumbuh 7,8%. khusus untuk kredit konsumer tumbuh sangat tinggi 14,14% ini ditopang oleh pertumbuhan kredit konsumer khususnya di sektor perumahan.Dirinya menjelaskan BNI masih sangat concern saat ini untuk terus mensupport pembiayaan kredit perumahan, khususnya segmen komersial kecil dan segmen rumah subsidi."Rumah subsidi saat ini BNI khusunya di wilayah 07 kami terus dorong dengan harapan karena perumahan segmen komersial kecil dan subsidi ini banyak membantu mendorong percepatan perekonomian di daerah kita. Kenapa karena segmen perumahan ini sektornya adalah sektor padat karya. Sedangkan untuk kredit kecil tumbuh 7,8% secara year on year itu ditopang oleh pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang cukup tinggi pencapaiannya selama tahun 2021 ini,” katanya.Dia menyebutkan, selama tahun 2021 ini kita sudah menyalurkan kredit usaha rakyat segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp732 miliar baik retail maupun mikro dari target Rp1,5 triliun.“Harapan kami, kami akan bisa menyalurkan minimal Rp1,5 triliun untuk segmen KUR. Segmen KUR ini yang terus kita galakkan di masing-masing daerah khususnya kita fokus pada sektor unggulan di masing-masing daerah. Kenapa, karena segmen KUR ini yang paling banyak membantu menopang pemerintah daerah dalam mengembangkan perekenomian setempat lebih cepat,” terangnya.Jadi program pemulihan ekonomi nasional yang saat ini berjalan, sangat diharapkan pemerintah daerah masing-masing lebih banyak fokus pada sektor-sektor pada unggulan di masing-masing daerahnya.
Sektor unggulan di masing-masing daerahnya tentunya beda-beda, sektor unggulannya yang paling besar menopang pertumbuhan ekonomi di daerah misalnya kalau di Takalar ada jagung, di Soppeng ada jagung, Wajo dikembangkan kakao dibeberapa tempat termasuk sektor perikanan, di Barombong, Galesong. Termasuk juga mengembangkan kampung-kampung BNI yang sedang berjalan, yakni kampung sayuran di Malino, kampung tenun di Sengkang dan lain-lain.“Nah ini adalah sektor-sektor yang kita dorong pada pemerintah daerah dan BNI tentu saja mensupport melalui program pendampingan permodalan," katanya.
Harapannya lanjut dia, setiap petani yang saat ini dalam masa pandemi, semua kesulitannya adalah yang pertama mereka itu petani apapun baik petani maupun nelayan.
"Ya petani maupun pekebun lain-lain itukan sekarang kesulitannya adalah modal awal ya. Selain kesulitan modal awal yang kedua adalah kesulitan pendampingan yaitu produktivitas. Kesulitan yang ketiga biasanya yang dialami saudara-saudara kita adalah pada penjualan hasil panen,” paparnya.
Pola-pola siklus seperti itu inilah yang kita bantu memediasi dengan pemerintah daerah dan juga offtaker hasil pertanian dan perkebunan tersebut.Misalnya, seperti ini BNI beberapa waktu bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka program pendampingan kredit usaha rakyat untuk pertanian Kakao dan pertanian Jagung.Harapannya apa pada saat nanti petani mulai menanam Bank sudah mulai melakukan pembiayaan. Pada saat Bank sudah membantu, ada pemerintah daerah yang melakukan pendampingan, tujuannya supaya hasil produktifitas lebih baik.
Sedangkan, dari sisi pertumbuhan aset mencapai Rp17 triliun, naik jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu mencapai Rp16 triliun dan diharapkan ada pertambahan Rp1 triliun menjadi Rp18 triliun hingga akhir tahun.“Pertumbuhan dana pihak ketiga ditopang oleh pertumbuhan yang paling besar adalah pertumbuhan dana murah, khususnya di tabungan yang tumbuh 13% sedangkan di giro kita tumbuh 4%. Untuk kredit ditopang oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada segmen konsumer. Dimana, sektor konsumer kita tumbuh 14,41%,” ujarnya, kemarin.Sementara itu, kata Hadi, untuk segmen kecilnya tumbuh 7,8%. khusus untuk kredit konsumer tumbuh sangat tinggi 14,14% ini ditopang oleh pertumbuhan kredit konsumer khususnya di sektor perumahan.Dirinya menjelaskan BNI masih sangat concern saat ini untuk terus mensupport pembiayaan kredit perumahan, khususnya segmen komersial kecil dan segmen rumah subsidi."Rumah subsidi saat ini BNI khusunya di wilayah 07 kami terus dorong dengan harapan karena perumahan segmen komersial kecil dan subsidi ini banyak membantu mendorong percepatan perekonomian di daerah kita. Kenapa karena segmen perumahan ini sektornya adalah sektor padat karya. Sedangkan untuk kredit kecil tumbuh 7,8% secara year on year itu ditopang oleh pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang cukup tinggi pencapaiannya selama tahun 2021 ini,” katanya.Dia menyebutkan, selama tahun 2021 ini kita sudah menyalurkan kredit usaha rakyat segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp732 miliar baik retail maupun mikro dari target Rp1,5 triliun.“Harapan kami, kami akan bisa menyalurkan minimal Rp1,5 triliun untuk segmen KUR. Segmen KUR ini yang terus kita galakkan di masing-masing daerah khususnya kita fokus pada sektor unggulan di masing-masing daerah. Kenapa, karena segmen KUR ini yang paling banyak membantu menopang pemerintah daerah dalam mengembangkan perekenomian setempat lebih cepat,” terangnya.Jadi program pemulihan ekonomi nasional yang saat ini berjalan, sangat diharapkan pemerintah daerah masing-masing lebih banyak fokus pada sektor-sektor pada unggulan di masing-masing daerahnya.
Sektor unggulan di masing-masing daerahnya tentunya beda-beda, sektor unggulannya yang paling besar menopang pertumbuhan ekonomi di daerah misalnya kalau di Takalar ada jagung, di Soppeng ada jagung, Wajo dikembangkan kakao dibeberapa tempat termasuk sektor perikanan, di Barombong, Galesong. Termasuk juga mengembangkan kampung-kampung BNI yang sedang berjalan, yakni kampung sayuran di Malino, kampung tenun di Sengkang dan lain-lain.“Nah ini adalah sektor-sektor yang kita dorong pada pemerintah daerah dan BNI tentu saja mensupport melalui program pendampingan permodalan," katanya.
Harapannya lanjut dia, setiap petani yang saat ini dalam masa pandemi, semua kesulitannya adalah yang pertama mereka itu petani apapun baik petani maupun nelayan.
"Ya petani maupun pekebun lain-lain itukan sekarang kesulitannya adalah modal awal ya. Selain kesulitan modal awal yang kedua adalah kesulitan pendampingan yaitu produktivitas. Kesulitan yang ketiga biasanya yang dialami saudara-saudara kita adalah pada penjualan hasil panen,” paparnya.
Pola-pola siklus seperti itu inilah yang kita bantu memediasi dengan pemerintah daerah dan juga offtaker hasil pertanian dan perkebunan tersebut.Misalnya, seperti ini BNI beberapa waktu bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka program pendampingan kredit usaha rakyat untuk pertanian Kakao dan pertanian Jagung.Harapannya apa pada saat nanti petani mulai menanam Bank sudah mulai melakukan pembiayaan. Pada saat Bank sudah membantu, ada pemerintah daerah yang melakukan pendampingan, tujuannya supaya hasil produktifitas lebih baik.
(agn)
tulis komentar anda