Trik Arisan Online di Malang: Kasih Cuan di Awal, Setelah Itu Minggat
Senin, 28 Juni 2021 - 22:55 WIB
MALANG - Kasus dugaan penipuan arisan online kembali terjadi di Malang. Diduga arisan online ini korbannya mencapai sekitar lebih dari 50 orang dengan total kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
Tiga korban yang merasa menjadi korban dugaan penipuan arisan online mendatang Polresta Malang Kota untuk melapor. Mereka adalah FD, RCF, dan DV. Ketiganya melaporkan NA seorang yang diduga pemilik arisan online yang menggelapkan uang ketiganya dan puluhan anggota arisan lain.
FD menyebut, ia dan kedua korban lainnya sengaja mendatangi Polresta Malang Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang menyeret NA, seorang penyelenggara arisan online. Awalnya NA yang diketahui teman calon istrinya memang mengajaknya ikut arisan online. Dia tak menaruh rasa curiga karena sang calon istri saling mengenal dengan NA. Bahkan FD beberapa kali membeli baju di NA, yang juga sebelumnya penjual baju.
"Awalnya setahu saya jualan (terduga pelaku) baju biasa. Setelah itu dia buka kayak arisan gitu. Beberapa orang ikut, setelah itu dia cuma ngasih tau saja, mau ikut nggak. Dia itu temannya calon istri saya, teman SD-nya, kalau orang asing enggak bakal mau berhubungan, kita juga sudah sering belanja ke dia," ucap FD pada Senin sore (28/6/2021) usai menjalani pemeriksaan.
Baca juga:Lambungkan Nama Indonesia, PENS Juarai 4 Kompetisi Bergengsi Tingkat Dunia
Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar-lancar saja. Bahkan ia telah empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat.
"Ada dua macam, arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun. Dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar, terakhir dapatnya sedikit, dapatnya lama," ungkapnya.
"Sistemnya kayak rebutan, cepat-cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.
Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, dengan total estimasi kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
Tiga korban yang merasa menjadi korban dugaan penipuan arisan online mendatang Polresta Malang Kota untuk melapor. Mereka adalah FD, RCF, dan DV. Ketiganya melaporkan NA seorang yang diduga pemilik arisan online yang menggelapkan uang ketiganya dan puluhan anggota arisan lain.
FD menyebut, ia dan kedua korban lainnya sengaja mendatangi Polresta Malang Kota untuk melaporkan dugaan penipuan yang menyeret NA, seorang penyelenggara arisan online. Awalnya NA yang diketahui teman calon istrinya memang mengajaknya ikut arisan online. Dia tak menaruh rasa curiga karena sang calon istri saling mengenal dengan NA. Bahkan FD beberapa kali membeli baju di NA, yang juga sebelumnya penjual baju.
"Awalnya setahu saya jualan (terduga pelaku) baju biasa. Setelah itu dia buka kayak arisan gitu. Beberapa orang ikut, setelah itu dia cuma ngasih tau saja, mau ikut nggak. Dia itu temannya calon istri saya, teman SD-nya, kalau orang asing enggak bakal mau berhubungan, kita juga sudah sering belanja ke dia," ucap FD pada Senin sore (28/6/2021) usai menjalani pemeriksaan.
Baca juga:Lambungkan Nama Indonesia, PENS Juarai 4 Kompetisi Bergengsi Tingkat Dunia
Dirinya menuturkan, awalnya arisan yang berlangsung sejak Januari 2021 ini sempat lancar-lancar saja. Bahkan ia telah empat kali mendapatkan keuntungan lebih dari uang yang ia setorkan. Dijelaskan FD, ada dua jenis arisan yang bisa diikuti masyarakat.
"Ada dua macam, arisan sama investasi, inves (investasi) kita seumpama bayar Rp1.250.000 dalam waktu 15 hari atau 7 hari dapat Rp1.300.000, Rp 1.500.000 kayak gitu itu. Kalau arisan menurun. Dapat pertama memang bayarnya lebih banyak bayar, terakhir dapatnya sedikit, dapatnya lama," ungkapnya.
"Sistemnya kayak rebutan, cepat-cepatan, acak grupnya dilock. Sebelum dilock ngasih info, sampai berapa sudah ada nominalnya. Dapatnya misalnya Rp1 juta untuk 5 orang, nomor 1 bayarnya 700 (Rp700 ribu), nomor 2 semakin menurun," imbuh FD menjelaskan sistem kerjanya.
Dari penuturan FD, terdapat setidaknya ada sekitar lebih dari 50 orang yang mengikuti arisan online ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Malang, Jakarta, hingga Yogyakarta, dengan total estimasi kerugian mencapai Rp1,5 miliar.
tulis komentar anda