Ada Potensi IHSG Menguat Hari Ini, Cermati Saham-saham Berikut
Rabu, 30 Juni 2021 - 08:09 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan hari ini dengan pergerakan diperkirakan di kisaran 5.885-5.991. Menurut Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, IHSG secara teknikal bergerak pada trend bearish jangka pendek setelah gagal break out bearish trend jangka panjang dan gagal bertahan di level psikologis 6.000.
"Momentum pergerakan dari Indikator Stochastic dan RSI mengarah ke area oversold dengan momentum bearish. Indikator MACD bergerak tertekan antara MACD line dan Histogram yang beriringan melemah menuju kondisi undervalue. Sehingga kami perkirakan pergerakan IHSG masih sangat berat dengan potensi mencoba menguat pada support resistance 5.885-5.991," ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (30/6/2021).
Lanjar Nafi menyebutkan sejumlah saham yang dinilai dapat dicermati secara teknikal, diantaranya: AKRA, BBRI, TLKM, WIKA, AALI, ACST, ASII, HMSP, ICBP, IMAS, INCO, INTP, JPFA, JSMR, PTPP.
Sebelumnya, IHSG sempat menguat mendekati sepersen di awal sesi perdagangan dan ditutup naik 9,58 poin atau 0,16% ke level 5.949,05 dengan saham-saham disektor Barang Konsumsi Primer melonjak 1,48% menjadi pendorong penguatan IHSG hingga akhir sesi. Sedangkan sektor Teknologi (-1,13%) dan Transportasi (-1,83%) yang melemah menjadi penekan IHSG.
Saham SSMA (+7,5%), GGRM (+6,7%) dan ASII (+2,8%) menjadi leader penguatan pada perdagangan kemarin. Dia menilai investor masih dihantui dampak dari PPKM Darurat akibat penyebaran dan angka kasus Covid-19 kembali meningkat.
Lebih lanjut, Lanjar memperkirakan Bursa Asia stabil pada hari ini setelah saham AS naik tipis ke rekor optimisme ekonomi dan tanda-tanda bahwa vaksin dapat melawan jenis virus corona yang sangat menular.
"Futures naik di Jepang, Australia dan Hong Kong, sementara kontrak AS sedikit lebih tinggi. Kekhawatiran investor menurun setelah Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin mengatakan dia ingin melihat lebih banyak kemajuan pasar tenaga kerja AS sebelum memperlambat pembelian aset bank sentral," katanya.
Sementara, harga minyak naik kembali di atas USD73 per barel. Para menteri OPEC+ terpecah menjelang pertemuan penting akhir pekan ini mengenai kebijakan produksi. Batu bara (+1,91%), timah (+0,40%) dan nikel (+0,60%) naik akan menjadi katalis untuk saham-saham pertambangan. "Secara sentimen IHSG berpeluang menguat," tandasnya.
"Momentum pergerakan dari Indikator Stochastic dan RSI mengarah ke area oversold dengan momentum bearish. Indikator MACD bergerak tertekan antara MACD line dan Histogram yang beriringan melemah menuju kondisi undervalue. Sehingga kami perkirakan pergerakan IHSG masih sangat berat dengan potensi mencoba menguat pada support resistance 5.885-5.991," ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (30/6/2021).
Lanjar Nafi menyebutkan sejumlah saham yang dinilai dapat dicermati secara teknikal, diantaranya: AKRA, BBRI, TLKM, WIKA, AALI, ACST, ASII, HMSP, ICBP, IMAS, INCO, INTP, JPFA, JSMR, PTPP.
Sebelumnya, IHSG sempat menguat mendekati sepersen di awal sesi perdagangan dan ditutup naik 9,58 poin atau 0,16% ke level 5.949,05 dengan saham-saham disektor Barang Konsumsi Primer melonjak 1,48% menjadi pendorong penguatan IHSG hingga akhir sesi. Sedangkan sektor Teknologi (-1,13%) dan Transportasi (-1,83%) yang melemah menjadi penekan IHSG.
Saham SSMA (+7,5%), GGRM (+6,7%) dan ASII (+2,8%) menjadi leader penguatan pada perdagangan kemarin. Dia menilai investor masih dihantui dampak dari PPKM Darurat akibat penyebaran dan angka kasus Covid-19 kembali meningkat.
Lebih lanjut, Lanjar memperkirakan Bursa Asia stabil pada hari ini setelah saham AS naik tipis ke rekor optimisme ekonomi dan tanda-tanda bahwa vaksin dapat melawan jenis virus corona yang sangat menular.
"Futures naik di Jepang, Australia dan Hong Kong, sementara kontrak AS sedikit lebih tinggi. Kekhawatiran investor menurun setelah Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin mengatakan dia ingin melihat lebih banyak kemajuan pasar tenaga kerja AS sebelum memperlambat pembelian aset bank sentral," katanya.
Sementara, harga minyak naik kembali di atas USD73 per barel. Para menteri OPEC+ terpecah menjelang pertemuan penting akhir pekan ini mengenai kebijakan produksi. Batu bara (+1,91%), timah (+0,40%) dan nikel (+0,60%) naik akan menjadi katalis untuk saham-saham pertambangan. "Secara sentimen IHSG berpeluang menguat," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda