BPS: Deflasi Juni Cetak Rekor Tertinggi Perdana di 2021
Kamis, 01 Juli 2021 - 11:56 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,16 persen secara bulanan pada Juni 2021. Adapun berdasarkan tahun berjalan masing-masing inflasi sebesar 0,74 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa defkasi tersebut disebabkan sejumlah harga barang dan jasa mengalami penurunan, terutama di kelompok bahan makanan dan transportasi. Ia mengatakan, deflasi kali ini merupakan paling tertinggi pertama di 2021 sejak Januari lalu.
"Ini merupakan deflasi pertama sejak Januari 2021 karena selama Januari hingga bukan Mei mengalami inflasi. Ini termasuk deflasi yang paling tinggi," kata Margo saat konferensi pers virtual, Kamis (1/7/2021).
Dia menjelaskan kelompok utama penyebab deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi. Deflasi utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,71 persen dengan. Deflasi kelompok ini terjadi karena penurunan harga untuk komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah. "Ada juga yang naik yaitu telur ayam ras dan bayam," jelasnya.
Dia menjelaskan terdapat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Rinciannya, deflasi tertinggi di Kupang dan terendah di daerah Palembang. "Kupang mengalami deflasi 0,89% dan terendah di Palembang 0,01%. Deflasi tertinggi di Kupang karena penurunan harga kangkung dan tarif angkutan udara," katanya.
Sedangkan inflasi tertinggi pada Singkawang sebesar 1,36% dan terendah di Pekanbaru dan Tanjung Selor sebesar 0,01%. "Inflasi terjadi karena kenaikan harga daging babi, lalukenaikan tahu mentah," imbuhnya.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa defkasi tersebut disebabkan sejumlah harga barang dan jasa mengalami penurunan, terutama di kelompok bahan makanan dan transportasi. Ia mengatakan, deflasi kali ini merupakan paling tertinggi pertama di 2021 sejak Januari lalu.
"Ini merupakan deflasi pertama sejak Januari 2021 karena selama Januari hingga bukan Mei mengalami inflasi. Ini termasuk deflasi yang paling tinggi," kata Margo saat konferensi pers virtual, Kamis (1/7/2021).
Dia menjelaskan kelompok utama penyebab deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi. Deflasi utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,71 persen dengan. Deflasi kelompok ini terjadi karena penurunan harga untuk komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah. "Ada juga yang naik yaitu telur ayam ras dan bayam," jelasnya.
Dia menjelaskan terdapat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Rinciannya, deflasi tertinggi di Kupang dan terendah di daerah Palembang. "Kupang mengalami deflasi 0,89% dan terendah di Palembang 0,01%. Deflasi tertinggi di Kupang karena penurunan harga kangkung dan tarif angkutan udara," katanya.
Sedangkan inflasi tertinggi pada Singkawang sebesar 1,36% dan terendah di Pekanbaru dan Tanjung Selor sebesar 0,01%. "Inflasi terjadi karena kenaikan harga daging babi, lalukenaikan tahu mentah," imbuhnya.
(nng)
tulis komentar anda