Harga Pangan Turun, Juni Diprediksi Terjadi Deflasi 0,08%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom memprediksi terjadi deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month of month /mom) pada bulan Juni 2021, sehingga inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,41%.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, deflasi pada bulan Juni tersebut didorong oleh penurunan komponen harga pangan bergejolak (volatile food) dan komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) serta pelambatan laju inflasi inti.
"Potensi deflasi secara bulanan pada komponen harga pangan bergejolak (volatile food) yang didorong oleh tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti beras (-0,08% mtm); daging ayam (-0,7% mtm); daging sapi (-1,4% mtm); bawang merah (-5,1% mtm); bawang putih (-1,5% mtm); cabai merah (-17,7% mtm) dan cabai rawit (-10,4% mtm)," kata Josua saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (1/7/2021).
Penurunan harga komoditas pangan tersebut, kata dia, disebabkan oleh normalisasi permintaan yang umumnya terjadi pada pasca-Lebaran. Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah juga diperkirakan mengalami deflasi bulanan sejalan dengan normalisasi tarif transportasi pasca-Lebaran.
"Sementara itu, laju inflasi bulanan juga cenderung melambat didorong oleh potensi sedikit melambatnya permintaan domesik sejalan dengan pengetatan pembatasan sosial sejak pertengahan bulan Juni," tambahnya.
Penurunan harga emas sekitar 0,3% (mtm) menurutnya juga turut mendorong perlambatan inflasi inti. "Inflasi inti diperkirakan sekitar 0,08% (mtm) atau 1,43% (yoy)," ujarnya.
Ekonom Josua Pardede mengatakan, deflasi pada bulan Juni tersebut didorong oleh penurunan komponen harga pangan bergejolak (volatile food) dan komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) serta pelambatan laju inflasi inti.
"Potensi deflasi secara bulanan pada komponen harga pangan bergejolak (volatile food) yang didorong oleh tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti beras (-0,08% mtm); daging ayam (-0,7% mtm); daging sapi (-1,4% mtm); bawang merah (-5,1% mtm); bawang putih (-1,5% mtm); cabai merah (-17,7% mtm) dan cabai rawit (-10,4% mtm)," kata Josua saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (1/7/2021).
Penurunan harga komoditas pangan tersebut, kata dia, disebabkan oleh normalisasi permintaan yang umumnya terjadi pada pasca-Lebaran. Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah juga diperkirakan mengalami deflasi bulanan sejalan dengan normalisasi tarif transportasi pasca-Lebaran.
"Sementara itu, laju inflasi bulanan juga cenderung melambat didorong oleh potensi sedikit melambatnya permintaan domesik sejalan dengan pengetatan pembatasan sosial sejak pertengahan bulan Juni," tambahnya.
Penurunan harga emas sekitar 0,3% (mtm) menurutnya juga turut mendorong perlambatan inflasi inti. "Inflasi inti diperkirakan sekitar 0,08% (mtm) atau 1,43% (yoy)," ujarnya.
(fai)