Neraca Perdagangan RI Surplus 14 Bulan Beruntun, Ekonomi Mulai Pulih?
Kamis, 15 Juli 2021 - 12:37 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia bulan Juni 2021 mengalami surplus sebesar USD1,32 miliar. Surplus ini didapat dari nilai ekspor yang senilai USD18,55 miliar dan impor USD17,23 miliar.
"Sejak Mei 2020 sampai Juni 2021 ini neraca perdagangan kita selalu surplus. Ini kabar baik bahwa selama 14 bulan terakhir ini neraca perdagangan kita surplus," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam paparan kinerja perdagangan RI bulan Juni 2021 secara virtual, Kamis (15/7/2021).
Menurut Margo, kondisi surplus 14 bulan beruntun itu menandakan bahwa ekonomi Indonesia mengarah kepada pemulihan. "Harapannya tren surplus ini terus terjadi supaya ekonomi kita makin lama makin baik dan kita keluar dari krisis seperti sekarang," ucapnya.
Dia mengungkapkan, kinerja ekspor maupun impor pada Juni 2021 relatif baik yaitu masing-masing meningkat 54,46% dan 60,12% secara tahunan (year-on-year/yoy)
"Beberapa komoditas nonmigas yang menyumbang surplus perdagangan kita diantaranya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja," bebernya.
Lebih lanjut, Margo membandingkan realisasi ekspor-impor dan neraca perdagangan bulan Juni 2021 dengan berbagai proyeksi dari konsensus pasar. Untuk ekspor, konsensus pasar memperkirakan ekspor tumbuh 49,18% yoy dan ternyata realisasinya adalah naik 54,56%. Demikian juga impor yang menurut konsensus pasar naik 48,67% tapi realisasinya lebih tinggi.
"Untuk neraca perdagangan, hasil konsensus pasar itu pergerakannya sekitar USD2,15 miliar atau lebih tinggi dibanding hasil rilis kali ini di mana surplus neraca perdagangan hanya sebesar USD1,32 miliar," paparnya.
"Sejak Mei 2020 sampai Juni 2021 ini neraca perdagangan kita selalu surplus. Ini kabar baik bahwa selama 14 bulan terakhir ini neraca perdagangan kita surplus," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam paparan kinerja perdagangan RI bulan Juni 2021 secara virtual, Kamis (15/7/2021).
Menurut Margo, kondisi surplus 14 bulan beruntun itu menandakan bahwa ekonomi Indonesia mengarah kepada pemulihan. "Harapannya tren surplus ini terus terjadi supaya ekonomi kita makin lama makin baik dan kita keluar dari krisis seperti sekarang," ucapnya.
Dia mengungkapkan, kinerja ekspor maupun impor pada Juni 2021 relatif baik yaitu masing-masing meningkat 54,46% dan 60,12% secara tahunan (year-on-year/yoy)
"Beberapa komoditas nonmigas yang menyumbang surplus perdagangan kita diantaranya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja," bebernya.
Lebih lanjut, Margo membandingkan realisasi ekspor-impor dan neraca perdagangan bulan Juni 2021 dengan berbagai proyeksi dari konsensus pasar. Untuk ekspor, konsensus pasar memperkirakan ekspor tumbuh 49,18% yoy dan ternyata realisasinya adalah naik 54,56%. Demikian juga impor yang menurut konsensus pasar naik 48,67% tapi realisasinya lebih tinggi.
"Untuk neraca perdagangan, hasil konsensus pasar itu pergerakannya sekitar USD2,15 miliar atau lebih tinggi dibanding hasil rilis kali ini di mana surplus neraca perdagangan hanya sebesar USD1,32 miliar," paparnya.
(ind)
tulis komentar anda