Proteksi Aset dan Konstruksi dari Jasindo dan Konsorsium Asuransi Bikin KKKS Tenang Ngebor
Kamis, 15 Juli 2021 - 21:54 WIB
Untuk konsorsium asuransi proyek konstruksi SKK Migas-KKKS dipimpin pula oleh Asuransi Jasindo dan terdiri dari delapan perusahaan asuransi nasional. Anggotanya untuk periode 2020-2022 ialah PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Jasaraharja Putera, dan PT BRI Asuransi Indonesia.
Sejak periode 2010 hingga kini, konsorsium telah melakukan penutupan asuransi proyek konstruksi SKK Migas-KKKS sebanyak 48 unit yang terdiri dari 34 offshore dan 14 di onshore.
Aris memberikan, contoh tiga proyek terbesar yang pernah ditangani konsorsium asuransi. Ketiganya ialah Eni Muara Bakau BV-Jangkrik Gas Field Development Project (2014) untuk offshore senilai USD2,5 miliar, BP Berau Ltd-LNG Train 3 Tangguh Expansion Project (2017) untuk offshore USD450 juta dan onshore USD2,5 miliar, PT Pertamina EP Cepu-Jambaran Tiung Biru Gas Unitization Project (2017) untuk onshore USD861 juta.
Sejak 2010-2021, konsorsium telah melakukan pembayaran klaim sebanyak 121 untuk asuransi aset dan konstruksi. Aris merincikan bahwa klaim asuransi aset terbesar mencapai 97 senilai USD323 juta dan klaim asuransi konstruksi mencapai 24 senilai USD200 juta sehingga total mencapai USD523 juta.
Hal tersebut dilakukan karena pihaknya menyadari sepenuhnya bahwa kelancaran pembayaran klaim merupakan salah satu yang dapat memuaskan nasabah.
“Dan angka itu bukanlah jumlah yang kecil. Di sinilah kami konsorsium asuransi berperan. Dapat dibayangkan jika proyek itu tidak ditanggung asuransi berapa besar cost yang harus ditanggung negara? Inilah sinergi yang bagus antara perusahaan asuransi dengan SKK Migas-KKKS,” ujarnya.
Di sisi lain, konsorsium asuransi selalu mengutamakan mitigasi risiko melalui engineering survey programme. Ada tiga survei yang dilakukan yaitu survei risiko untuk mengevaluasi profil risiko dari operasional KKKS, survei valuasi untuk memperoeh nilai pertanggungan yang memadai, dan survei pengeboran untuk mengevaluasi profil risiko dari aktivitas pemboran.
Total survei yang dilakukan pihaknya selama 2012-2021 sebanyak 313. Dari total tersebut, survei risiko yang terbanyak dilakukan mencapai 145, survei valuasi 127, dan survei pengeboran 41.
Sejak periode 2010 hingga kini, konsorsium telah melakukan penutupan asuransi proyek konstruksi SKK Migas-KKKS sebanyak 48 unit yang terdiri dari 34 offshore dan 14 di onshore.
Aris memberikan, contoh tiga proyek terbesar yang pernah ditangani konsorsium asuransi. Ketiganya ialah Eni Muara Bakau BV-Jangkrik Gas Field Development Project (2014) untuk offshore senilai USD2,5 miliar, BP Berau Ltd-LNG Train 3 Tangguh Expansion Project (2017) untuk offshore USD450 juta dan onshore USD2,5 miliar, PT Pertamina EP Cepu-Jambaran Tiung Biru Gas Unitization Project (2017) untuk onshore USD861 juta.
Sejak 2010-2021, konsorsium telah melakukan pembayaran klaim sebanyak 121 untuk asuransi aset dan konstruksi. Aris merincikan bahwa klaim asuransi aset terbesar mencapai 97 senilai USD323 juta dan klaim asuransi konstruksi mencapai 24 senilai USD200 juta sehingga total mencapai USD523 juta.
Hal tersebut dilakukan karena pihaknya menyadari sepenuhnya bahwa kelancaran pembayaran klaim merupakan salah satu yang dapat memuaskan nasabah.
“Dan angka itu bukanlah jumlah yang kecil. Di sinilah kami konsorsium asuransi berperan. Dapat dibayangkan jika proyek itu tidak ditanggung asuransi berapa besar cost yang harus ditanggung negara? Inilah sinergi yang bagus antara perusahaan asuransi dengan SKK Migas-KKKS,” ujarnya.
Di sisi lain, konsorsium asuransi selalu mengutamakan mitigasi risiko melalui engineering survey programme. Ada tiga survei yang dilakukan yaitu survei risiko untuk mengevaluasi profil risiko dari operasional KKKS, survei valuasi untuk memperoeh nilai pertanggungan yang memadai, dan survei pengeboran untuk mengevaluasi profil risiko dari aktivitas pemboran.
Total survei yang dilakukan pihaknya selama 2012-2021 sebanyak 313. Dari total tersebut, survei risiko yang terbanyak dilakukan mencapai 145, survei valuasi 127, dan survei pengeboran 41.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda