Garuda Indonesia Boncos Rp34 Triliun Sepanjang Tahun 2020, Ayo Intip Laporan Keuangannya
Senin, 19 Juli 2021 - 08:39 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali menelan kerugian sepanjang tahun 2020. Pada laporan keuangan tahunan, maskapai pelat merah mencatatkan rugi sebesar USD2,44 miliar atau setara Rp34,45 triliun, naik dibanding tahun 2019 dengan rugi sebesar USD38,93 juta.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar USD1,49 miliar atau turun 67,36% dari tahun sebelumnya sebesar 4,57 miliar dolar AS dengan rugi per saham dasar 0,09437 dolar AS.
Adapun pendapatan usaha Perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar USD1,20 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya USD3,77 miliar.
Kemudian, penerbangan tidak terjadwal tercatat USD77,24 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD249,90 juta dan lainnya tercatat 214,41 juta dolar AS atau lebih rendah dari sebelumnya 549,33 juta dolar AS.
GIAA mencatatkan adanya kenaikan beban pemeliharaan dan penerbangan di tahun 2020 menjadi USD800,55 juta dibanding periode yang sama tahun lalu USD585,90 juta, beban umum dan administrasi juga naik menjadi 350,25 juta dolar AS dari sebelumnya 249,98 juta dolar AS. Sementara itu, beban operasional menurun menjadi USD1,65 miliar dari sebelumnya USD2,54 miliar.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat USD110,37 juta, kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tercatat minus USD55,94 juta, dan kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat minus 150,93 juta dolar AS.
Manajemen Garuda menjelaskan, sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi diatas, Grup mengambil langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai berikut:
- Optimalisasi pendapatan penumpang berjadwal baik rute domestik dan internasional melalui optimalisasi
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar USD1,49 miliar atau turun 67,36% dari tahun sebelumnya sebesar 4,57 miliar dolar AS dengan rugi per saham dasar 0,09437 dolar AS.
Baca Juga
Adapun pendapatan usaha Perseroan terdiri atas penerbangan berjadwal, penerbangan tidak berjadwal, dan lainnya. Penerbangan berjadwal menyumbang terbesar ke pendapatan sebesar USD1,20 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya USD3,77 miliar.
Kemudian, penerbangan tidak terjadwal tercatat USD77,24 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD249,90 juta dan lainnya tercatat 214,41 juta dolar AS atau lebih rendah dari sebelumnya 549,33 juta dolar AS.
GIAA mencatatkan adanya kenaikan beban pemeliharaan dan penerbangan di tahun 2020 menjadi USD800,55 juta dibanding periode yang sama tahun lalu USD585,90 juta, beban umum dan administrasi juga naik menjadi 350,25 juta dolar AS dari sebelumnya 249,98 juta dolar AS. Sementara itu, beban operasional menurun menjadi USD1,65 miliar dari sebelumnya USD2,54 miliar.
Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat USD110,37 juta, kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tercatat minus USD55,94 juta, dan kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat minus 150,93 juta dolar AS.
Manajemen Garuda menjelaskan, sebagai bagian dari usaha berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi diatas, Grup mengambil langkah-langkah yang telah dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai berikut:
- Optimalisasi pendapatan penumpang berjadwal baik rute domestik dan internasional melalui optimalisasi
tulis komentar anda