Pertumbuhan Sektor Logistik China Tembus 15,7 Persen
Senin, 02 Agustus 2021 - 11:15 WIB
JAKARTA - Laporan industri Federasi Belanja dan Logistik /Federation of Logistics and Purchasing (FLP) China mengungkap, ada pemulihan aktivitas ekonomi yang baik pada semester I-2021 dibandingkan pra-pandemi pada 2019. Tercatat, nilai logistik Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai 150,9 triliun yuan (sekitar USD23,24 triliun). Angka ini tumbuh 15,7% (year on year).
Baca juga:Israel Miliki Bukti Iran di Balik Serangan Tanker Mercet Street
"Sementara, tingkat rata-rata pertumbuhan pada semester I-2020 dan 2021 mencapai 7,3%," tulis laporan tersebut, dilansir Xinhua, Senin (2/8/2021).
Pendapatan gabungan dari sektor logistik mencapai 5,7 triliun yuan selama enam bulan pertama 2021. Nilai ini naik 22,8% dari tahun lalu. Total nilai logistik sosial diperkirakan akan meningkat 9 hingga 10% sepanjang tahun.
Kendati demikian, tidak semua sektor mengalami kenaikan yang sama. Seperti, lambatnya laju aktivitas sektor pabrik di China pada Juli 2021, diakibatkan tingginya biaya bahan baku, peralatan, dan cuaca ekstrem yang melanda salah satu negara mitra dagang terbesar di Indonesia itu. Dilansir Reuters, (31/7), perlambatan ini merupakan fase terendah selama 17 bulan terakhir.
Baca juga:Terbaring di Ranjang RS bersama Ahmad Dhani, El Rumi: Kekayaan Terbesar Itu Kesehatan
"Data statistik nasional China menunjukkan indikator ekonomi (PMI) Manufaktur China anjlok 50,4% pada Juli 2021. Namun, angka ini tetap di atas 50 poin yang menandakan masih jauh dari kontraksi ekonomi,".
Baca juga:Israel Miliki Bukti Iran di Balik Serangan Tanker Mercet Street
"Sementara, tingkat rata-rata pertumbuhan pada semester I-2020 dan 2021 mencapai 7,3%," tulis laporan tersebut, dilansir Xinhua, Senin (2/8/2021).
Pendapatan gabungan dari sektor logistik mencapai 5,7 triliun yuan selama enam bulan pertama 2021. Nilai ini naik 22,8% dari tahun lalu. Total nilai logistik sosial diperkirakan akan meningkat 9 hingga 10% sepanjang tahun.
Kendati demikian, tidak semua sektor mengalami kenaikan yang sama. Seperti, lambatnya laju aktivitas sektor pabrik di China pada Juli 2021, diakibatkan tingginya biaya bahan baku, peralatan, dan cuaca ekstrem yang melanda salah satu negara mitra dagang terbesar di Indonesia itu. Dilansir Reuters, (31/7), perlambatan ini merupakan fase terendah selama 17 bulan terakhir.
Baca juga:Terbaring di Ranjang RS bersama Ahmad Dhani, El Rumi: Kekayaan Terbesar Itu Kesehatan
"Data statistik nasional China menunjukkan indikator ekonomi (PMI) Manufaktur China anjlok 50,4% pada Juli 2021. Namun, angka ini tetap di atas 50 poin yang menandakan masih jauh dari kontraksi ekonomi,".
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda