Wakil Menteri Keuangan Beberkan Alasan Ekonomi RI Bisa Meroket 7,07%
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 17:31 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara membeberkan alasan mengapa ekonomi Indonesia bisa tumbuh pada kuartal II/2021. Suahasil mencatat perkembangan Covid-19 di Tanah Air telah menunjukkan optimisme pemulihan sejak Januari 2021. Menurutnya, progres itu berbeda dibandingkan sepanjang 2020 secara keseluruhan.
"Kalau saya mulai dari Januari 2021 ada optimisme pemulihan ekonomi. Optimismenya nyata, karena pada 2020 kita betul-betul kena tekanan. Kalau 2020 dilihat secara keseluruhan tahun maka akan kelihatan bahwa semua pertumbuhan ekonomi itu negatif kecuali pengeluaran pemerintah," terang Suahasil dalam diskusi Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi, Jumat (6/8/2021).
Menurut dirinya kebijakan fiskal menjadi penahan utama saat perekonomian negara dalam tekanan, tercermin pada 2020 saat seluruh komponen ekonomi merosot terdampak pandemi. "Itu adalah role fiskal. Ketika perekonomiannya dalam tekanan, fiskalnya jadi bemper. Memasuki 2021, kita lihat ada optimisme," terangnya.
Fiskal dalam hal ini anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), jelas Suahasil, cukup fleksibel dalam menahan ekonomi yang merosot. Peran fiskal menjadi fleksibel, ketika dibutuhkan supportnya, maka fiskalnya masuk, maka seperti tahun 2020, pengeluaran pemerintah (justru) yang tumbuh positif dan menjadi penahan supaya growth tidak melorot lebih dalam," kata Suahasil.
Suahasil memaparkan bahwa perekonomian masyarakat mulai meningkat sejak Februari sampai Juni 2021. Meski diterjang badai varian delta, dirinya mengungkapkan ekonomi masyarakat masih terjaga karena 'seimbang' dengan tingkat penuluaran Covid-19.
"Kita yakin di kuartal kedua bahwa ekonomi menjadi positif. Kemarin diumumkan 7,7 persen (pertumbuhannya), ini karena gerak ekonomi masyarakatnya yang imbang dengan penularan covidnya," ungkap Suahasil.
Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 mencapai 7,07% year on year (YoY), lebih besar dibandingkan kuartal I-2021, yakni 0,74%. Kendati demikian, Suahasil menyebut pemerintah masih terus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional dengan terus menangani varian delta di Indonesia.
"Ketika kemudian varian deltanya masuk dan menyebar dengan cepat maka pemerintah harus melakukan pembatasan lagi, supaya mengurangi penularan. Ini yang lagi kita jaga," ujar mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu itu.
Dirinya menyebut bahwa striking the right balance yaitu menyeimbangkan penularan Covid-19 dengan gerak ekonomi masyarakat menjadi hal sedang diupayakan oleh pemerintah.
"Kita jaga (momentum) ini, agar imbangan antara penularan covid dan gerak ekonomi masyarakat bisa seimbang, striking the right balance, ini yang selalu diupayakan oleh pemerintah melalui instrumen fiskal dan oleh teman-teman di BUMN," tegasnya sambil menambahkan bahwa penanganan Covid-19 dan ekonomi harus dilakukan secara bahu-membahu.
"Kalau saya mulai dari Januari 2021 ada optimisme pemulihan ekonomi. Optimismenya nyata, karena pada 2020 kita betul-betul kena tekanan. Kalau 2020 dilihat secara keseluruhan tahun maka akan kelihatan bahwa semua pertumbuhan ekonomi itu negatif kecuali pengeluaran pemerintah," terang Suahasil dalam diskusi Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi, Jumat (6/8/2021).
Menurut dirinya kebijakan fiskal menjadi penahan utama saat perekonomian negara dalam tekanan, tercermin pada 2020 saat seluruh komponen ekonomi merosot terdampak pandemi. "Itu adalah role fiskal. Ketika perekonomiannya dalam tekanan, fiskalnya jadi bemper. Memasuki 2021, kita lihat ada optimisme," terangnya.
Fiskal dalam hal ini anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), jelas Suahasil, cukup fleksibel dalam menahan ekonomi yang merosot. Peran fiskal menjadi fleksibel, ketika dibutuhkan supportnya, maka fiskalnya masuk, maka seperti tahun 2020, pengeluaran pemerintah (justru) yang tumbuh positif dan menjadi penahan supaya growth tidak melorot lebih dalam," kata Suahasil.
Suahasil memaparkan bahwa perekonomian masyarakat mulai meningkat sejak Februari sampai Juni 2021. Meski diterjang badai varian delta, dirinya mengungkapkan ekonomi masyarakat masih terjaga karena 'seimbang' dengan tingkat penuluaran Covid-19.
"Kita yakin di kuartal kedua bahwa ekonomi menjadi positif. Kemarin diumumkan 7,7 persen (pertumbuhannya), ini karena gerak ekonomi masyarakatnya yang imbang dengan penularan covidnya," ungkap Suahasil.
Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 mencapai 7,07% year on year (YoY), lebih besar dibandingkan kuartal I-2021, yakni 0,74%. Kendati demikian, Suahasil menyebut pemerintah masih terus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional dengan terus menangani varian delta di Indonesia.
"Ketika kemudian varian deltanya masuk dan menyebar dengan cepat maka pemerintah harus melakukan pembatasan lagi, supaya mengurangi penularan. Ini yang lagi kita jaga," ujar mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu itu.
Dirinya menyebut bahwa striking the right balance yaitu menyeimbangkan penularan Covid-19 dengan gerak ekonomi masyarakat menjadi hal sedang diupayakan oleh pemerintah.
"Kita jaga (momentum) ini, agar imbangan antara penularan covid dan gerak ekonomi masyarakat bisa seimbang, striking the right balance, ini yang selalu diupayakan oleh pemerintah melalui instrumen fiskal dan oleh teman-teman di BUMN," tegasnya sambil menambahkan bahwa penanganan Covid-19 dan ekonomi harus dilakukan secara bahu-membahu.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda