PLTU Barru 2 Sukses Laksanakan Tahapan Backfeeding
Sabtu, 07 Agustus 2021 - 10:44 WIB
MAKASSAR - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Barru 2 berkapasitas 100MW di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, berhasil melaksanakan milestone atau tapahan backfeeding. Pembangkit telah meneriman tegangan (daya) pertama dari sistem transmisi 150 kV pada tanggal 31 Juli 2021.
Hal ini berguna untuk menguji kesiapan masing-masing alat (Individual Test) sebelum memasuki pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning) ini merupakan salah satu milestone sebelum pembangkit beroperasi.
Beroperasinya pembangkit ini akan menambah pasokan daya dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Sulawesi, khususnya Sistem Sulawesi Bagian Selatan yang akan memberikan dampak positif terhadap khususnya terhadap peningkatan investasi.
Dalam penyelesaian pekerjaan ini, diperlukan berbagai macam keahlian, waktu yang panjang dan tahapan rumit sehingga sangat ketelitian dan keuletan menjadi kunci. Di tengah pandemi, pembangunan infrastruktur kelistrikan tidak kenal henti dan bahkan membuat pekerjaan pembangunan lebih menantang.
Kondisi tersebut tetap tidak menyurutkan semangat PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi khususnya manager proyek dan engineer pengawas di lapangan. Bantuan yang diberikan oleh Manajemen, Pemeritahan, dan Masyarakat, tambah memacu insan PLN untuk terus berjuang dalam menyelesaikan pekerjaan. Seperti sepenggal kisah dari engineer pengawas lapangan yang menceritakan tapahan pembangunan pembangkit ini.
Devi Prasetyo Utomo, PLNers kelahiran Ponorogo tahun 1993 ini, menjalani karirnya di PLN sejak tahun 2016. Sebelum bertugas pada pembangunan PLTU Barru 2, di awal pengabdiannya ia ditugaskan untuk menyelesaikan Pekerjaan Pembangunan PLTU Punagaya 2x100MW.
"Banyak ilmu dan pengalaman dalam mengawasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya pembangunan pembangkit yang dia peroleh di saat Pembangunan PLTU Punagaya yang dapat diterapkan di PLTU Barru 2 ini," tutur Devi.
Untuk mempermudah pengawasan terhadap tahapan-tahapan pekerjaan dan waktu pengerjaan, ia memperhatikan milestone yang telah disepakati dengan kontraktor sebagai patokan pengawasan. Jika milestone itu berpotensi terlewati maka ia akan membunyikan alarm pada kontraktor untuk mempercepat pekerjaan.
Hal ini berguna untuk menguji kesiapan masing-masing alat (Individual Test) sebelum memasuki pengujian peralatan secara bersamaan (commissioning) ini merupakan salah satu milestone sebelum pembangkit beroperasi.
Beroperasinya pembangkit ini akan menambah pasokan daya dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Sulawesi, khususnya Sistem Sulawesi Bagian Selatan yang akan memberikan dampak positif terhadap khususnya terhadap peningkatan investasi.
Dalam penyelesaian pekerjaan ini, diperlukan berbagai macam keahlian, waktu yang panjang dan tahapan rumit sehingga sangat ketelitian dan keuletan menjadi kunci. Di tengah pandemi, pembangunan infrastruktur kelistrikan tidak kenal henti dan bahkan membuat pekerjaan pembangunan lebih menantang.
Kondisi tersebut tetap tidak menyurutkan semangat PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi khususnya manager proyek dan engineer pengawas di lapangan. Bantuan yang diberikan oleh Manajemen, Pemeritahan, dan Masyarakat, tambah memacu insan PLN untuk terus berjuang dalam menyelesaikan pekerjaan. Seperti sepenggal kisah dari engineer pengawas lapangan yang menceritakan tapahan pembangunan pembangkit ini.
Devi Prasetyo Utomo, PLNers kelahiran Ponorogo tahun 1993 ini, menjalani karirnya di PLN sejak tahun 2016. Sebelum bertugas pada pembangunan PLTU Barru 2, di awal pengabdiannya ia ditugaskan untuk menyelesaikan Pekerjaan Pembangunan PLTU Punagaya 2x100MW.
"Banyak ilmu dan pengalaman dalam mengawasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya pembangunan pembangkit yang dia peroleh di saat Pembangunan PLTU Punagaya yang dapat diterapkan di PLTU Barru 2 ini," tutur Devi.
Untuk mempermudah pengawasan terhadap tahapan-tahapan pekerjaan dan waktu pengerjaan, ia memperhatikan milestone yang telah disepakati dengan kontraktor sebagai patokan pengawasan. Jika milestone itu berpotensi terlewati maka ia akan membunyikan alarm pada kontraktor untuk mempercepat pekerjaan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda