Siap-siap! Amerika Longgarkan Kebijakan Moneter, Dana Asing Bisa Hengkang

Rabu, 18 Agustus 2021 - 12:38 WIB
Foto/Shutterstock
JAKARTA - Ekonom PT Pefindo, Ahmad Nasrudin, menyebut peluang pengurangan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) memiliki beberapa alternatif. Di antaranya menaikkan suku bunga atau menjual obligasi pemerintah.

“Saya lihat The Fed sendiri tidak akan menggunakan kedua alternatif itu secara langsung. Artinya mereka juga tidak akan menaikkan suku bunga plus menjual obligasi pemerintah (operasi pasar terbuka). Melainkan kemungkinan besar sedikit demi sedikit dari operasi pasar terbuka dulu,” ujarnya di Market Review IDX Channel, Rabu (18/8/2021).

Ia juga mengatakan peluang pengurangan kebijakan moneter AS berdampak pada market pasar modal yang menimbulkan kekhawatiran pada capital outflow. Untuk itu, dia menyarankan basis investor domestik harus diperkuat.





Ahmad menerangkan basis investor domestik artinya para investor tidak bergantung dengan asing. Menurutnya, hal ini penting lantaran jika ada sentimen eksternal namun investor domestiknya kuat, maka sentimen eksternalnya akan relatif kurang berpengaruh.

“Itulah yang menjelaskan kenapa beberapa tahun terakhir, pasar obligasi Indonesia itu rentan sekali terhadap sentimen eksternal karena porsi asing sangat tinggi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Malaysia dan India yang investor asingnya relatif kecil porsinya,” jelasnya.

Menurutnya, jika porsi investor asing lebih tinggi kemudian ada sentimen negatif, otomatis yang keluar juga besar. Kondisi itu nanti akan menyebabkan pasar menjadi lebih fluktuatif dan nilai tukar tertekan.



Dengan demikian, untuk memperkuat market dalam negeri dari sisi investor domestik, kata Ahmad, pada beberapa tahun terakhir pemerintah gencar mendiversifikasi surat utang dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Langkah itu merupakan salah satu faktor untuk menarik investor.

Selain itu, perkembangan aplikasi keuangan yang menggaet milenial. Menurutnya hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong untuk investor, sebab dengan dikembangkannya aplikasi tersebut para investor menjadi lebih mudah melakukan investasi obligasi.

“Kalau ada aplikasi kan jadi jauh lebih mudah. Artinya, aplikasi ini nanti menjembatani proses administrasi, jadi investor ritel juga lebih prefer untuk masuk ke pasar obligasi,” tutupnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More