Siap Listing, GTS Internasional Incar Dana IPO Rp429 Miliar

Kamis, 19 Agustus 2021 - 15:36 WIB
Ilustrasi/Foto:SINDOnews/Yorri Farli
JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan PT GTS Internasional Tbk (GTSI) berencana melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan mengincar dana hingga Rp429 miliar.

Direktur Utama PT GTS Internasional Tbk Kemal Imam Santoso mengatakan perseroan berencana menjual 2,86 miliar saham baru atau setara 17,6% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. GTSI juga bermaksud untuk mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum perusahaan go publik sebanyak 13,42 saham. Sehingga total saham yang dicatatkan perseroan mencapai 16,28 saham.

“Harga penawaran awal dikisaran Rp100 hingga Rp150 per saham, sehingga dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana saham ini dikisaran Rp286 miliar hingga Rp429 miliar,” kata Kemal dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Kamis (19/8/2021).





Dari dana hasil penjualan saham tersebut sekitar 64% atau setara dengan USD19,2 juta akan digunakan untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (Anoa), dengan perkiraan suku bunga 7% per tahun dengan jangka waktu pinjaman 8 tahun serta grace periode 2 tahun.

Pinjaman tersebut akan digunakan Anoa untuk membangun permanen Floating Storage regacification Unit (FRSU) di Sulawesi Utara, yang direncanakan akan dimulai pada kuartal IV/2021. Jika dana sudah dibayarkan kembali kepada GTSI, maka perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan usaha di masa depan termasuk namun tidak terbatas untuk modal kerja dan belanja modal.

Selain itu, sekitar 20% atau USD6 juta akan digunakan untuk modal kerja GTSI seperti operasional perseroan yang meliputi antara lain cadangan docking, membangun war room sistem akuntansi dan keuangan, shipping monitoring online system.

“Sisanya sekitar 16% atau USD4,8 juta untuk penyertaan modal kepada Anoa. Dengan penyertaan dana tersebut diharapkan akan memperkuat struktur permodalan dan modal kerja di Anoa, sehingga mampu memberikan kontribusi secara konsolidasi dan stabilitas pendapatan perseroan selama sekitar 15 tahun ke depan,” paparnya.

Menurutnya, peranan komoditi gas bumi (LNG) masih dominan sebagai penghasil devisa negara dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Indonesia sempat menjadi negara pengekspor terbesar dunia untuk komoditi gas alam cair.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More