Terungkap! Ini Alasan Mengapa Ekonomi RI Tak Pernah Capai Target
Senin, 23 Agustus 2021 - 16:58 WIB
JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Komisi XI mempertanyakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak pernah mencapai target setiap tahunnya di APBN. Hal ini dipertanyakan oleh Anggota DPR fraksi Partai PDIP, Hendrawan Supratikno yang mana ditakutkan akan terjadi ilusi fiskal.
"Kenapa kita tidak pernah mencapai target di APBN untuk pertumbuhan ekonomi? Apakah ini bisa terjadi ilusi fiskal," tanya Hendrawan saat rapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung DPR, Senin (23/8/2021).
Menanggapi itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi berdasarkan akurasi pertumbuhan supplai dan demand. Adapun, pemerintah terus bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi mencapai target.
"Dalam mengestimasi pertumbuhan ekonomi dilihat dari growth agregat supplai dan demand. Kita lihat akurasinya kita lakukan kalibarasi setiap negara dan intutusi. Kita selalu berusaha keras agar tercapai," kata dia.
Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga melihat estimasi pertumbuhan ekonomi dari kalkulasi lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan ADB serta IMF. Adapun, kalkulasi pertumbuhan ekonomi selalu berubah tergantung kebijakan dan kondisi yang terjadi. "Ini tergantung dari sisi data dan estimate apa dan apa hubungannya dengan psikologisnya," imbuhnya.
Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional tertahan akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di semester II-2021. Kondisi ini terjadi setiap kali mobilitas masyarakat mengalami peningkatan, sehingga harus kembali ditahan agar penyebaran virus bisa lebih dikendalikan. "Setiap kali Covid-nya naik, maka menunjukkan agregat mobilitas masyarakat harus direm dan mobilitas direm ini akan membuat aktivitas ekonomi akan menurun," tandas dia.
"Kenapa kita tidak pernah mencapai target di APBN untuk pertumbuhan ekonomi? Apakah ini bisa terjadi ilusi fiskal," tanya Hendrawan saat rapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung DPR, Senin (23/8/2021).
Menanggapi itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi berdasarkan akurasi pertumbuhan supplai dan demand. Adapun, pemerintah terus bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi mencapai target.
"Dalam mengestimasi pertumbuhan ekonomi dilihat dari growth agregat supplai dan demand. Kita lihat akurasinya kita lakukan kalibarasi setiap negara dan intutusi. Kita selalu berusaha keras agar tercapai," kata dia.
Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga melihat estimasi pertumbuhan ekonomi dari kalkulasi lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia dan ADB serta IMF. Adapun, kalkulasi pertumbuhan ekonomi selalu berubah tergantung kebijakan dan kondisi yang terjadi. "Ini tergantung dari sisi data dan estimate apa dan apa hubungannya dengan psikologisnya," imbuhnya.
Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional tertahan akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di semester II-2021. Kondisi ini terjadi setiap kali mobilitas masyarakat mengalami peningkatan, sehingga harus kembali ditahan agar penyebaran virus bisa lebih dikendalikan. "Setiap kali Covid-nya naik, maka menunjukkan agregat mobilitas masyarakat harus direm dan mobilitas direm ini akan membuat aktivitas ekonomi akan menurun," tandas dia.
(nng)
tulis komentar anda