Bertahan di Tengah Pandemi, Pengusaha Dituntut Kreatif untuk Survive

Sabtu, 30 Mei 2020 - 11:09 WIB
Foto/Istimewa
JAKARTA - Bagi mereka yang memiliki jiwa entrepreneur, pandemi tidak akan membuat tumbang dan menyerah. Justru kini waktunya mencari peluang sebagai harapan para karyawannya.

Bertahan saja tidak cukup dalam situasi pandemi ini. Merumahkan karyawan pun bukan solusi yang harus cepat dilakukan. Seorang pengusaha harus sigap melihat setiap celah yang ada.

Anggraini (30) menyadari itu. Pengusaha wanita yang selama ini membuat reklame dan akrilik Sarana Mica di Bogor ini memutuskan untuk beralih sementara membuat alat pelindung diri (APD) berupa face shield saat Covid-19 menyerang dunia.



“Gajian per minggu, tapi nggak ada yang dikerjakan. Tagihan dari pelanggan juga tersendat karena mereka terdampak Covid juga. Saya tidak tega untuk meliburkan karyawan, penghasilan mereka cuma dari sini,” ungkapnya kepada KORAN SINDO pekan lalu.

Dia berkisah face shield sebenarnya sebuah hal baru baginya. Saat awal pandemi muncul di pasaran belum banyak beredar. Untuk contoh pun masih sulit didapatkan. Dibantu sang kakak, Anggraini mencoba mendesain sendiri dan menemukan bahan yang cocok. Informasi melalui internet dan video Youtube membantunya menemukan desain terbaik.

“Butuh modal juga untuk beli bahan mika karena ternyata bahannya beda, bukan menggunakan akrilik yang ada di toko,” sebutnya. (Baca: Covid-19 Bikin Pabrik Rokok di Tulungagung Sekarat)

Saat awal produksi, try and error pun terus terjadi mulai dari karet lepas hingga mengganti penggunaan lem dengan kancing jaket. Tapi seiring berjalanya waktu, para pekerjanya juga mulai terbiasa dengan pembuatan faceshield . Bulan April lalu penjualan di gerainya mencapai 1.500 faceshield. Kebanyakan konsumen dari komunitas yang ingin menyumbang APD ke rumah sakit dan puskesmas. Beberapa perusahaan juga sering kali memesan face shield dari garainya untuk stafnya yang masih bekerja di kantor. Dengan keberaniannya Anggraini mampu membuat usaha dan puluhan karyawannya tetap survive.

Meski begitu memasuki bulan Mei, permintaan mulai sedikit berkurang, pembelian tidak dalam jumlah besar. Mayoritas kini pelanggan perseorangan yang memesan untuk pribadi. Untuk orang tua, anak, bahkan beberapa teman Anggraini memesan hanya untuk turut membantu karyawannya.

Dia mengaku omzet yang didapat dari penjualan face shield masih standar, bahkan kurang dari penghasilan toko aslinya. “Tapi lumayan juga, masih bersyukur bisa menutupi gaji karyawan dan THR, juga operasional harian,” papar ibu tiga anak ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More