Bertahan di Tengah Pandemi, Pengusaha Dituntut Kreatif untuk Survive
Sabtu, 30 Mei 2020 - 11:09 WIB
Mungkin ini salah satu potret bagaimana seorang pengusaha melakukan strategi agar perusahaan bisa tetap hidup dan karyawan bisa tetap bekerja. Keuntungan sedikit pun tidak jadi soal asalkan karyawan masih mendapat penghasilan, bahkan THR di hari Lebaran.
Selain Anggraini, ada pengusaha lain yang juga melakukan strategi agar usahanya tetap berjalan. Muhammad Rifky Saleh, pemilik kedai kopi Selawaktu Coffee di Tebet, Jakarta Selatan, memanfaatkan teknologi untuk terus melakukan penjualan.
Membuka usaha pada Januari 2020, ujian langsung menghantam. Hanya dua bulan saja pria yang akrab disapa dengan panggilan Rifky itu menikmati manisnya tren ngopi di kalangan masyarakat Jakarta.
Menurutnya saat buka Januari-Maret. Selawaktu Coffee sudah me miliki banyak konsumenloyal. Melihat gejala virus yang akan meluas, di akhir Maret sebelum ada imbauan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan, Rifky sudah duluan tidak melayani makan di tempat (dine in) karena khawatir dengan persebaran Covid-19.
Selawaktu Coffee hanya menerima pesanan untuk dibawa pulang dan secara online melalui ojek online. “Minggu pertama omzet sangat anjlok, pelanggan pindah ke coffee shop yang masih buka. Minggu kedua semua sudah tutup, tetap tidak ada yang beli karena semua diam di rumah,” kenangnya.
Rifky tidak tinggal diam,meskipun bisnis kedai kopinya baru seumur jagung, hal itu bukan alasan untuk menyerah. Berbagai strategi disusun, salahsatunya pemasaran yang digenjot melalui media sosial. Dia bercerita, kalau dulu media sosial milik Selawaktu Coffee hanya sebagai sarana promosi semata,kini jadi tempat untuk berjualan. (Baca juga: Kisah Winarni, Jatuh Bangun Menjual Rengginang Demi Bertahan Hidup)
“Kami tidak pernah mencantumkan harga, tapi sekarang seperti layaknya berjualan ada harga tertera jelas di postingan minuman kami,” ungkap Rifky.
Tentu bukan hanya itu. Inovasi produk menjadi hal utama untuk menyajikan kebutuhan pelanggan. Selawaktu Coffee kini memiliki minuman favorit mereka dalam bentuk literan. Tujuannya untuk menghemat ongkos kirim yang mungkin dirasa berat oleh konsumen. Terkadang biaya pengantaran nilainya bisa sama dengan segelas minuman yang dipesan.
Satu liter es kopi yang mereka sebut Kopi Jumbo ini ada empat varian rasa, yakni salted caramel, pandan, palm sugar, dan peanut butter and jelly. Konsumen dapat memesan Kopi Jumbo untuk diminum berkali-kali di rumah hanya dengan sekali ongkos kirim.
“Hanya beberapa jenis minuman yang kami buat seliter sesuai dengan yang favorit dari pelanggan selama ini. Semua Kopi Jumbo kami stok agar ketika dipesan melalui ojek online dapat langsung diambil dan diantar,” ujarnya.
Selain Anggraini, ada pengusaha lain yang juga melakukan strategi agar usahanya tetap berjalan. Muhammad Rifky Saleh, pemilik kedai kopi Selawaktu Coffee di Tebet, Jakarta Selatan, memanfaatkan teknologi untuk terus melakukan penjualan.
Membuka usaha pada Januari 2020, ujian langsung menghantam. Hanya dua bulan saja pria yang akrab disapa dengan panggilan Rifky itu menikmati manisnya tren ngopi di kalangan masyarakat Jakarta.
Menurutnya saat buka Januari-Maret. Selawaktu Coffee sudah me miliki banyak konsumenloyal. Melihat gejala virus yang akan meluas, di akhir Maret sebelum ada imbauan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan, Rifky sudah duluan tidak melayani makan di tempat (dine in) karena khawatir dengan persebaran Covid-19.
Selawaktu Coffee hanya menerima pesanan untuk dibawa pulang dan secara online melalui ojek online. “Minggu pertama omzet sangat anjlok, pelanggan pindah ke coffee shop yang masih buka. Minggu kedua semua sudah tutup, tetap tidak ada yang beli karena semua diam di rumah,” kenangnya.
Rifky tidak tinggal diam,meskipun bisnis kedai kopinya baru seumur jagung, hal itu bukan alasan untuk menyerah. Berbagai strategi disusun, salahsatunya pemasaran yang digenjot melalui media sosial. Dia bercerita, kalau dulu media sosial milik Selawaktu Coffee hanya sebagai sarana promosi semata,kini jadi tempat untuk berjualan. (Baca juga: Kisah Winarni, Jatuh Bangun Menjual Rengginang Demi Bertahan Hidup)
“Kami tidak pernah mencantumkan harga, tapi sekarang seperti layaknya berjualan ada harga tertera jelas di postingan minuman kami,” ungkap Rifky.
Tentu bukan hanya itu. Inovasi produk menjadi hal utama untuk menyajikan kebutuhan pelanggan. Selawaktu Coffee kini memiliki minuman favorit mereka dalam bentuk literan. Tujuannya untuk menghemat ongkos kirim yang mungkin dirasa berat oleh konsumen. Terkadang biaya pengantaran nilainya bisa sama dengan segelas minuman yang dipesan.
Satu liter es kopi yang mereka sebut Kopi Jumbo ini ada empat varian rasa, yakni salted caramel, pandan, palm sugar, dan peanut butter and jelly. Konsumen dapat memesan Kopi Jumbo untuk diminum berkali-kali di rumah hanya dengan sekali ongkos kirim.
“Hanya beberapa jenis minuman yang kami buat seliter sesuai dengan yang favorit dari pelanggan selama ini. Semua Kopi Jumbo kami stok agar ketika dipesan melalui ojek online dapat langsung diambil dan diantar,” ujarnya.
tulis komentar anda