LaNyalla: Impor Bukan Solusi atas Tingginya Harga Jagung
Minggu, 19 September 2021 - 14:58 WIB
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan impor tidak bisa dijadikan solusi atas masalah tingginya harga jagung seperti yang diminta oleh para peternak ayam petelur di Jawa Timur. Menurut LaNyalla, ada opsi lain yang bisa diambil oleh pemerintah agar menguntungkan kedua pihak, yakni petani jagung dan peternak ayam petelur.
“Impor menurut saya kurang bijaksana karena justru akan mengganggu serapan jagung produksi lokal. Selain itu juga dapat melukai rasa keadilan bagi para petani jagung di negeri ini," kata LaNyalla, Minggu (19/9/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur, LaNyalla menyarankan dengan menata dengan lebih baik produksi dalam negeri dan menguatkan pasokan melalui regulasi perda.
Hal itu akan membuat petani jagung terlindungi dari permainan harga di pasaran yang banyak dikuasai tengkulak. Tetapi kuncinya pemerintah harus hadir agar logistik dan rantai pasok dari daerah penghasil ke daerah penyerap berlangsung dengan normal.
"Jadi kebutuhan suatu daerah harus dipasok oleh daerah lainnya agar terjadi sirkulasi perdagangan yang dinamis. Pemerintah hanya perlu melakukan stabilisasi harga melalui regulasi agar dapat menekan kesenjangan harga agar tidak dimainkan pasar," tambahnya.
Selain itu pemerintah perlu mengantisipasi penimbunan jagung di tangan kartel. Hal inilah yang menurut LaNyalla perlu diselesaikan masalahnya oleh pemerintah.
"Impor jagung justru akan bisa mengendurkan semangat petani jagung dalam menanam jagung kembali," ucap dia lagi.
Menurut LaNyalla, selama ini baik petani maupun peternak lebih sering menjadi 'obyek penderita'. Karena itu dia meminta pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak dan petani.
“Impor menurut saya kurang bijaksana karena justru akan mengganggu serapan jagung produksi lokal. Selain itu juga dapat melukai rasa keadilan bagi para petani jagung di negeri ini," kata LaNyalla, Minggu (19/9/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur, LaNyalla menyarankan dengan menata dengan lebih baik produksi dalam negeri dan menguatkan pasokan melalui regulasi perda.
Hal itu akan membuat petani jagung terlindungi dari permainan harga di pasaran yang banyak dikuasai tengkulak. Tetapi kuncinya pemerintah harus hadir agar logistik dan rantai pasok dari daerah penghasil ke daerah penyerap berlangsung dengan normal.
"Jadi kebutuhan suatu daerah harus dipasok oleh daerah lainnya agar terjadi sirkulasi perdagangan yang dinamis. Pemerintah hanya perlu melakukan stabilisasi harga melalui regulasi agar dapat menekan kesenjangan harga agar tidak dimainkan pasar," tambahnya.
Selain itu pemerintah perlu mengantisipasi penimbunan jagung di tangan kartel. Hal inilah yang menurut LaNyalla perlu diselesaikan masalahnya oleh pemerintah.
"Impor jagung justru akan bisa mengendurkan semangat petani jagung dalam menanam jagung kembali," ucap dia lagi.
Menurut LaNyalla, selama ini baik petani maupun peternak lebih sering menjadi 'obyek penderita'. Karena itu dia meminta pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak dan petani.
tulis komentar anda