RI Harus Pastikan Kelapa Sawit Jadi Bagian Aset Nasional
Rabu, 22 September 2021 - 20:45 WIB
Langkah ini dilakukan bukan hanya karena tuntutan konsumen. Namun, kelangsungan dan masa depan perusahaan juga sangat ditentukan oleh kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan keadilan yang diterima oleh para tenaga kerja di perusahaan. Saat ini, NSS menyerap sekitar 2.700 orang karyawan.
Dia mengatakan Nusantara Sawit Sejahtera saat ini sedang melakukan penanaman kebun sawit rakyat (plasma) di sekitar kebun perusahaan. Plasma dilakukan dengan menggunakan bibit unggul dan merekomendasikan penggunaan pupuk berimbang, tidak berlebihan untuk konservasi tanah.
“NSS mengelola limbah pabrik, sehingga bisa digunakan lagi ke tanaman untuk menjadi pupuk. Kami selalu coba menghemat dengan cara-cara yang betul dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk masyarakat sekitar, NSS membangun plasma dan menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),” terangnya.
Selain sudah terbukti menopang perekonomian nasional, Teguh mengatakan prospek industri kelapa sawit juga masih sangat menjanjikan. Menyusul diversifikasi penggunaan minyak sawit besar-besaran, tidak hanya untuk bahan pangan, tetapi juga untuk bahan bakar biodiesel.
Lebih lanjut, Rachmat Pambudy menjelaskan tidak mudah membangun bisnis sawit. Selain komitmen menjaga keseimbangan lingkungan, tanaman sawit juga harus dijaga agar proses pertumbuhannya baik dan bisa memberikan hasil panen maksimal.
Oleh karena itu, menurut Rachmat Pambudy, perusahaan sawit nasional yang menjalankan prinsip SDGs sudah seharusnya diapresiasi, bukan kampanye hitam. Mengenai NSS, dia mengapresiasi pendiri perusahaan yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan sejalan dengan kegiatan bisnis.
“Saya memuji dan mengapresiasi Pak Teguh sebagai CEO yang punya latar belakang rimbawan atau forester yang sangat punya komitmen menjaga kelestarian kebun NSS serta lingkungannya,” ujarnya.
Dia mengatakan Nusantara Sawit Sejahtera saat ini sedang melakukan penanaman kebun sawit rakyat (plasma) di sekitar kebun perusahaan. Plasma dilakukan dengan menggunakan bibit unggul dan merekomendasikan penggunaan pupuk berimbang, tidak berlebihan untuk konservasi tanah.
“NSS mengelola limbah pabrik, sehingga bisa digunakan lagi ke tanaman untuk menjadi pupuk. Kami selalu coba menghemat dengan cara-cara yang betul dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk masyarakat sekitar, NSS membangun plasma dan menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),” terangnya.
Selain sudah terbukti menopang perekonomian nasional, Teguh mengatakan prospek industri kelapa sawit juga masih sangat menjanjikan. Menyusul diversifikasi penggunaan minyak sawit besar-besaran, tidak hanya untuk bahan pangan, tetapi juga untuk bahan bakar biodiesel.
Lebih lanjut, Rachmat Pambudy menjelaskan tidak mudah membangun bisnis sawit. Selain komitmen menjaga keseimbangan lingkungan, tanaman sawit juga harus dijaga agar proses pertumbuhannya baik dan bisa memberikan hasil panen maksimal.
Oleh karena itu, menurut Rachmat Pambudy, perusahaan sawit nasional yang menjalankan prinsip SDGs sudah seharusnya diapresiasi, bukan kampanye hitam. Mengenai NSS, dia mengapresiasi pendiri perusahaan yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan sejalan dengan kegiatan bisnis.
“Saya memuji dan mengapresiasi Pak Teguh sebagai CEO yang punya latar belakang rimbawan atau forester yang sangat punya komitmen menjaga kelestarian kebun NSS serta lingkungannya,” ujarnya.
(dar)
tulis komentar anda