Pedagang Telur Kena Hantam Kanan-Kiri: Pasar Sepi dan Harga Anjlok
Kamis, 23 September 2021 - 19:06 WIB
JAKARTA - Meski pemerintah telah melonggarkan aturan pembatasan masyarakat, namun tingkat kunjungan di pasar tradisional masih belum kembali ke titik normalnya.
Suasana itu dirasakan langsung oleh Gatot, salah seorang pedagang telur di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Gatot melihat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional saat ini masih rendah sejak pemerintahan mengumumkan status PPKM Level 3 beberapa bulan belakangan.
Kondisi itu membuat usaha Gatot mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pendapatannya sebelum ada pandemi Covid-19. Sepinya pengunjung membuat Gatot memilih mengurangi risiko barang rusak yang dijual, seperti menurunkan stok telur yang dijualnya.
Gatot mengatakan, dalam kurun waktu lima hari, biasanya Gatot mampu menampung telur 100 ikat, yang satu ikatnya berbobot 15 kilogram. Total, dalam waktu lima hari Gatot menampung 1.500 kilo atau 1,5 ton.
"Sebulanan ini pasar memang kondisinya lagi lesu, banyak pedagang yang hasil penjualannya menurun drastis," ujar Gatot kepada MNC Portal, Kamis (23/9/2021).
Melihat pasar yang kian sepi, Gatot pun akhirnya mengurangi belanja telurnya ke peternak. Jika ia biasa membeli 1,5 ton dalam 5 hari, kini Gatot memangkasnya sekitar 20%, atau berkurang 3 kuintal.
"Paling kerugiannya ya pendapatan berkurang aja. Kalau pasarnya sepi, kan pendapatan jadi berkurang," sambung Gatot.
Stok telur yang diturunkan ditambah harga telur yang sedang anjlok, membuat Gatot mengalami kerugian beberapa bulan ke belakang.
Suasana itu dirasakan langsung oleh Gatot, salah seorang pedagang telur di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Gatot melihat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional saat ini masih rendah sejak pemerintahan mengumumkan status PPKM Level 3 beberapa bulan belakangan.
Baca Juga
Kondisi itu membuat usaha Gatot mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pendapatannya sebelum ada pandemi Covid-19. Sepinya pengunjung membuat Gatot memilih mengurangi risiko barang rusak yang dijual, seperti menurunkan stok telur yang dijualnya.
Gatot mengatakan, dalam kurun waktu lima hari, biasanya Gatot mampu menampung telur 100 ikat, yang satu ikatnya berbobot 15 kilogram. Total, dalam waktu lima hari Gatot menampung 1.500 kilo atau 1,5 ton.
"Sebulanan ini pasar memang kondisinya lagi lesu, banyak pedagang yang hasil penjualannya menurun drastis," ujar Gatot kepada MNC Portal, Kamis (23/9/2021).
Melihat pasar yang kian sepi, Gatot pun akhirnya mengurangi belanja telurnya ke peternak. Jika ia biasa membeli 1,5 ton dalam 5 hari, kini Gatot memangkasnya sekitar 20%, atau berkurang 3 kuintal.
"Paling kerugiannya ya pendapatan berkurang aja. Kalau pasarnya sepi, kan pendapatan jadi berkurang," sambung Gatot.
Stok telur yang diturunkan ditambah harga telur yang sedang anjlok, membuat Gatot mengalami kerugian beberapa bulan ke belakang.
tulis komentar anda