Pasar Modal RI Diyakini Akan Bertahan dari Sentimen Krisis Evergrande
Kamis, 23 September 2021 - 22:31 WIB
JAKARTA - Krisis keuangan yang melanda raksasa properti Evergrande tengah menjadi sorotan dunia. Pasalnya, utang Evergrande disebut telah mencapai USD305 miliar atau setara Rp4.361 triliun (asumsi kurs Rp14.300 per dolar AS).
Kasus yang menimpa perusahaan properti asal China ini dikhawatirkan akan berpengaruh besar ke pasar modal Indonesia sekaligus menjadi sentimen negatif di perdagangan.
Dimintai pendapat terkait hal tersebut, pengamat pasar modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan, jika krisis yang menimpa Evergrande menjadi sentimen negatif bagi pasar modal Indonesia hal itu disebabkan kepanikan pasar semata.
"Waktu Lehman Brothers kan juga sama. Secara langsung imbasnya ke ekonomi Indonesia kan nggak ada. Cuma di Amerika Serikat gonjang ganjing, kita yang ikut panas demam," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Menurut dia, walaupun kemungkinan ada pengaruhnya ke nilai tukar mata uang, tapi sifatnya hanya sementara. "Jadi, lebih kepada kepanikan pasar saja," tukasnya.
Reza menambahkan, jika pun ada imbas terhadap pasar modal Indonesia tentunya akan berdampak secara tidak langsung karena hanya terjadi kepanikan pasar saja.
Menurut dia, ketimbang menjadikan pasar modal terimbas akibat sentimen tersebut, alangkah baiknya pelaku pasar melihat sentimen positif lainnya. "Ke depan, harusnya sudah mereda dan pelaku pasar lebih melihat sentimen positif lainnya saja daripada ikut panik karena Evergrande," saran dia.
Tidak hanya itu, menurutnya keuangan makro ekonomi di China saat ini juga masih dalan kondisi yang kuat sehingga diperkirakan akan dapat melakukan bail-out terhadap Evergrande. "Kecuali kalau makro China ikut atau hampir kolaps, nah itu baru khawatir," pungkasnya.
Kasus yang menimpa perusahaan properti asal China ini dikhawatirkan akan berpengaruh besar ke pasar modal Indonesia sekaligus menjadi sentimen negatif di perdagangan.
Dimintai pendapat terkait hal tersebut, pengamat pasar modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan, jika krisis yang menimpa Evergrande menjadi sentimen negatif bagi pasar modal Indonesia hal itu disebabkan kepanikan pasar semata.
"Waktu Lehman Brothers kan juga sama. Secara langsung imbasnya ke ekonomi Indonesia kan nggak ada. Cuma di Amerika Serikat gonjang ganjing, kita yang ikut panas demam," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Menurut dia, walaupun kemungkinan ada pengaruhnya ke nilai tukar mata uang, tapi sifatnya hanya sementara. "Jadi, lebih kepada kepanikan pasar saja," tukasnya.
Reza menambahkan, jika pun ada imbas terhadap pasar modal Indonesia tentunya akan berdampak secara tidak langsung karena hanya terjadi kepanikan pasar saja.
Menurut dia, ketimbang menjadikan pasar modal terimbas akibat sentimen tersebut, alangkah baiknya pelaku pasar melihat sentimen positif lainnya. "Ke depan, harusnya sudah mereda dan pelaku pasar lebih melihat sentimen positif lainnya saja daripada ikut panik karena Evergrande," saran dia.
Tidak hanya itu, menurutnya keuangan makro ekonomi di China saat ini juga masih dalan kondisi yang kuat sehingga diperkirakan akan dapat melakukan bail-out terhadap Evergrande. "Kecuali kalau makro China ikut atau hampir kolaps, nah itu baru khawatir," pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda