Menko Airlangga Dukung Smart Framing Petani Milienal untuk Peningkatan Produktivitas
Jum'at, 24 September 2021 - 14:36 WIB
Konsep tersebut menjadi dasar menciptakan aplikasi mobile yang berbasis teknologi pertanian untuk membantu pencatatan sistem bertani, memilih pedoman budidaya, serta penanganan dan pengolahan pertanian yang baik. Meningkatkan efisiensi pertanian dengan lebih mudah dan hemat namun dapat
menghasilkan panen secara maksimal, disamping itu petani juga dapat dengan mudah mendapatkan akses mitra dan pasar yang tepat.
Baca Juga: Menyatu dengan Rakyat, Ini Potret Menko Airlangga Temui Petani hingga Celana Penuh Lumpur
Menko Airlangga meninjau smart framing didampingi Wakil Bupati Klaten dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mencoba menanam padi menggunakan Treventer, sebuah mesin menanam otomatis. Menko Airlangga juga berbincang dengan ibu-ibu petani yang sedang menanam pada secara tradisional.
Menko Airlangga juga menanyakan perkembangan pertanian dan juga menjelaskan bantuan pemerintah khususnya KUR yang bisa diambil para petani untuk semakin mengembangkan pertaniannya.
"Hasilnya dengan sistem ini bisa antara 6-7 ton per hektare, dalam dua tahun bisa dua kali panen. Harga gabah basar saat ini mendekati Rp5 ribu, karena Srinau (modifikasi beras Rojo Lele yang asli Klaten). Kalau semuanya menggunakan teknologi diharapkan produktivitas akan lebih tinggi lagi,
apalagi sudah menggunakan alsintan otomatis untuk penanaman," tutup Menko Airlangga.
menghasilkan panen secara maksimal, disamping itu petani juga dapat dengan mudah mendapatkan akses mitra dan pasar yang tepat.
Baca Juga: Menyatu dengan Rakyat, Ini Potret Menko Airlangga Temui Petani hingga Celana Penuh Lumpur
Menko Airlangga meninjau smart framing didampingi Wakil Bupati Klaten dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mencoba menanam padi menggunakan Treventer, sebuah mesin menanam otomatis. Menko Airlangga juga berbincang dengan ibu-ibu petani yang sedang menanam pada secara tradisional.
Menko Airlangga juga menanyakan perkembangan pertanian dan juga menjelaskan bantuan pemerintah khususnya KUR yang bisa diambil para petani untuk semakin mengembangkan pertaniannya.
"Hasilnya dengan sistem ini bisa antara 6-7 ton per hektare, dalam dua tahun bisa dua kali panen. Harga gabah basar saat ini mendekati Rp5 ribu, karena Srinau (modifikasi beras Rojo Lele yang asli Klaten). Kalau semuanya menggunakan teknologi diharapkan produktivitas akan lebih tinggi lagi,
apalagi sudah menggunakan alsintan otomatis untuk penanaman," tutup Menko Airlangga.
(nng)
tulis komentar anda