Investor Nantikan Ekspansi Bisnis Holding Ultra Mikro BRI
Selasa, 28 September 2021 - 09:17 WIB
JAKARTA - Pelaku pasar modal menanti kiprah holding ultra mikro BUMN pasca PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Rights issue sebagai bagian dari pembentukan holding yang melibatkan BRI dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) ini diharapkan dapat memperluas pendanaan bagi UMKM yang lebih cepat dan murah.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. Pasalnya, terdapat 91,3 juta orang Indonesia yang sebagian adalah pengusaha mikro masih unbankable atau tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal.
"Jika seluruh hasil rights issue BRI atau holding ultra mikro digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro, maka efeknya serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat," katanya, dikutip Selasa (28/9/2021).
Selama ini, lanjut dia, masa pandemi ada 19 juta tenaga kerja yang terdampak, sebagian terpaksa menjadi pengusaha mikro untuk bertahan. Oleh karena itu, dukungan pendanaan sangat penting agar mereka bisa bertahan.
Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada melihat holding tersebut dapat berpengaruh kepada perkembangan pasar modal dan khususnya dunia keuangan perbankan.
“Pembentukan ultra holding mikro dapat menciptakan ekosistem pembiayaan yang besar dan menjadi pioner pembiayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, investor di pasar modal sudah menyambut positif pembentukan holding. Hal ini disebabkan investor menantikan ekspansi bisnis dan kolaborasi tiga perusahaan negara yang selama ini dikenal kuat dalam pembiayaan dan pemberdayaan usaha kecil mikro.
Rights issue sebagai bagian dari pembentukan holding yang melibatkan BRI dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) ini diharapkan dapat memperluas pendanaan bagi UMKM yang lebih cepat dan murah.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. Pasalnya, terdapat 91,3 juta orang Indonesia yang sebagian adalah pengusaha mikro masih unbankable atau tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal.
"Jika seluruh hasil rights issue BRI atau holding ultra mikro digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro, maka efeknya serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat," katanya, dikutip Selasa (28/9/2021).
Selama ini, lanjut dia, masa pandemi ada 19 juta tenaga kerja yang terdampak, sebagian terpaksa menjadi pengusaha mikro untuk bertahan. Oleh karena itu, dukungan pendanaan sangat penting agar mereka bisa bertahan.
Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada melihat holding tersebut dapat berpengaruh kepada perkembangan pasar modal dan khususnya dunia keuangan perbankan.
“Pembentukan ultra holding mikro dapat menciptakan ekosistem pembiayaan yang besar dan menjadi pioner pembiayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Menurut dia, investor di pasar modal sudah menyambut positif pembentukan holding. Hal ini disebabkan investor menantikan ekspansi bisnis dan kolaborasi tiga perusahaan negara yang selama ini dikenal kuat dalam pembiayaan dan pemberdayaan usaha kecil mikro.
tulis komentar anda