Ekonomi China Digerogoti Kasus Utang Jumbo Evergrande hingga Krisis Energi

Rabu, 29 September 2021 - 05:54 WIB
Kondisi ini memperlihatkan China sangat bergantung pada batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Raksasa keuangan Jepang Nomura, bank investasi Wall Street Morgan Stanley dan China International Capital Corporation juga telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China atau memperingatkan pertumbuhan yang lebih rendah karena gangguan listrik.

Ekonomi China sudah bergulat dengan dampak peraturan baru yang cenderung proteksi terhadap beberapa industri terbesar di negara itu seperti pengembang properti dan perusahaan teknologi.

Kekhawatiran Evergrande

Kekhawatiran atas nasib raksasa real estate, Evergrande yang terlilit utang jumbo hingga ribuan triliun juga membebani investor dan jadi sentimen negatif bagi pasar.

"Ketidakpastian cukup besar membayangi kuartal keempat, dengan risiko naik dan turun yang terutama berkaitan dengan pendekatan pemerintah untuk mengelola tekanan Evergrande, ketatnya penegakan kebijakan lingkungan dan pelonggaran kebijakan jadi perhatian," kata Goldman.



Pada hari Senin, tanpa menyebutkan nama Evergrande, bank sentral China berjanji untuk melindungi konsumen yang terpapar pasar perumahan. Pengumuman oleh People's Bank of China telah dilihat sebagai sinyal bahwa pihak berwenang siap bertindak untuk menghentikan dampak dari krisis Evergrande yang menyebar ke sektor lain ekonomi.

Pasar global sendiri telah diguncang dalam beberapa hari terakhir karena investor khawatir tentang kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga atas utangnya mencapai lebih dari USD300 miliar.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More