Harga Bahan Pangan Melandai, BPS Catat Deflasi 0,04% pada September
Jum'at, 01 Oktober 2021 - 09:34 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada bulan September 2021 terjadi deflasi 0,04% yang dipicu oleh penurunan harga sejumlah komoditas pangan. Adapun tingkat inflasi secara tahun kalender (month-on-month/mom) sebesar 0,80% dan mencapai 1,60% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, terjadinya deflasi dikarenakan penurunan harga yang terjadi. "Perkembangan harga secara umum terjadi penurunan. Terjadi deflasi 0,04% atau terjadi penurunanan indeks harga konsumen 106,57 pada Agustus menjadi 106,53 pada September 2021," ujarnya dalam paparan secara virtual, Jumat (1/10/2021).
Dari 90 kota yang terdata IHK (Indeks Harga Konsumen), terdapat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Rinciannya, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90% dan terendah di daerah Tanjung senilai 0,01%. "Penyumbang utama deflasi adalah komoditas cabai rawit dengan andil 0,47%, ikan tuna 0,13% dan ikan layang 0,11%," urainya.
Sedangkan, 34 kota inflasi terjadi tertinggi di daerah Pangkal Pinang sebesar 0,60%. Lalu, inflasi terendah pada Surakarta 0,01%. "Kalau kita perhatikan penyumbang terbesar daging ayam ras 0,26%, ikan selar 0,18 dan bayam 0,08%," bebernya.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, terjadinya deflasi dikarenakan penurunan harga yang terjadi. "Perkembangan harga secara umum terjadi penurunan. Terjadi deflasi 0,04% atau terjadi penurunanan indeks harga konsumen 106,57 pada Agustus menjadi 106,53 pada September 2021," ujarnya dalam paparan secara virtual, Jumat (1/10/2021).
Dari 90 kota yang terdata IHK (Indeks Harga Konsumen), terdapat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Rinciannya, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90% dan terendah di daerah Tanjung senilai 0,01%. "Penyumbang utama deflasi adalah komoditas cabai rawit dengan andil 0,47%, ikan tuna 0,13% dan ikan layang 0,11%," urainya.
Baca Juga
Sedangkan, 34 kota inflasi terjadi tertinggi di daerah Pangkal Pinang sebesar 0,60%. Lalu, inflasi terendah pada Surakarta 0,01%. "Kalau kita perhatikan penyumbang terbesar daging ayam ras 0,26%, ikan selar 0,18 dan bayam 0,08%," bebernya.
(ind)
tulis komentar anda