Hadiri Pertemuan Komite Pembangunan Bank Dunia-IMF, Sri Mulyani Beberkan Ini
Minggu, 17 Oktober 2021 - 08:24 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan Komite Pembangunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai perwakilan South East Asia Voting Group (SEAVG).
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pihaknya telah mendorong pemulihan ekonomi yang merata dan menyambut baik tinjauan hak suara pada International Development Association (IDA) dan kepemilikan saham pada International Bank for Reconstructions and Development (IBRD).
"Dalam hal ini, Bank Dunia dapat memimpin dan membangun koordinasi yang lebih kuat dengan lembaga keuangan internasional lain untuk memastikan kerja sama kebijakan global yang terpadu guna mengatasi masalah-masalah global tersebut," kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Minggu (17/10/2021).
Dia menuturkan bahwa percepatan pemulihan ekonomi bergantung kepada beberapa hal, termasuk pada akses dan distribusi vaksin, kapasitas fiskal, dan rantai pasokan global.
"Di sisi lain, kekuatan kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara-negara berkembang," tambahnya.
Karena itu, diharapkan Grup Bank Dunia membantu peningkatan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting untuk memperkuat ketahanan negara.
Dia melanjutkan, pembangunan yang lebih baik juga menuntut investasi yang tegas dan pembiayaan yang inovatif. Komunitas global pun harus membentuk mekanisme pembiayaan yang akan memungkinkan negara-negara, baik secara individu maupun kolektif, merespons secara lebih efektif ancaman global di masa depan untuk lebih cepat memulihkan ekonomi global.
"Grup Bank Dunia dan IMF harus bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk melengkapi negara-negara dengan sumber daya dan instrumen yang diperlukan guna menciptakan standar yang lebih kuat untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap potensi krisis," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa pandemi menunjukkan bahwa investasi dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons krisis begitu penting. Semua negara menghadapi risiko krisis tidak hanya dari pandemi, tapi juga bencana alam dan peristiwa terkait iklim.
"Negara membutuhkan kebijakan, mekanisme, institusi, dan sumber daya yang lebih kuat untuk meningkatkan ketahanan. Dalam hal ini, Grup Bank Dunia harus membantu pada bidang-bidang utama, termasuk memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik," pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pihaknya telah mendorong pemulihan ekonomi yang merata dan menyambut baik tinjauan hak suara pada International Development Association (IDA) dan kepemilikan saham pada International Bank for Reconstructions and Development (IBRD).
"Dalam hal ini, Bank Dunia dapat memimpin dan membangun koordinasi yang lebih kuat dengan lembaga keuangan internasional lain untuk memastikan kerja sama kebijakan global yang terpadu guna mengatasi masalah-masalah global tersebut," kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Minggu (17/10/2021).
Dia menuturkan bahwa percepatan pemulihan ekonomi bergantung kepada beberapa hal, termasuk pada akses dan distribusi vaksin, kapasitas fiskal, dan rantai pasokan global.
"Di sisi lain, kekuatan kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara-negara berkembang," tambahnya.
Karena itu, diharapkan Grup Bank Dunia membantu peningkatan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting untuk memperkuat ketahanan negara.
Dia melanjutkan, pembangunan yang lebih baik juga menuntut investasi yang tegas dan pembiayaan yang inovatif. Komunitas global pun harus membentuk mekanisme pembiayaan yang akan memungkinkan negara-negara, baik secara individu maupun kolektif, merespons secara lebih efektif ancaman global di masa depan untuk lebih cepat memulihkan ekonomi global.
"Grup Bank Dunia dan IMF harus bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk melengkapi negara-negara dengan sumber daya dan instrumen yang diperlukan guna menciptakan standar yang lebih kuat untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap potensi krisis," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa pandemi menunjukkan bahwa investasi dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons krisis begitu penting. Semua negara menghadapi risiko krisis tidak hanya dari pandemi, tapi juga bencana alam dan peristiwa terkait iklim.
"Negara membutuhkan kebijakan, mekanisme, institusi, dan sumber daya yang lebih kuat untuk meningkatkan ketahanan. Dalam hal ini, Grup Bank Dunia harus membantu pada bidang-bidang utama, termasuk memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda