Kabar Baik dari BI: Ekonomi Domestik Terus Membaik
Selasa, 19 Oktober 2021 - 15:56 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut. Kinerja perekonomian didukung kinerja ekspor yang tetap tinggi serta aktivitas konsumsi dan investasi yang kembali meningkat sejalan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat.
"Perbaikan ekonomi berlanjut tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Oktober 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Dari sisi lapangan usaha, lanjut dia, kinerja lapangan usaha industri pengolahan, pertambangan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi tumbuh tinggi. Secara spasial, pemulihan ekonomi terutama terjadi pada wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua), Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, yang ditopang kinerja ekspor.
Perry menambahkan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan terus membaik hingga triwulan IV sehingga keseluruhan 2021. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,5%-4,3%.
Pertumbuhan ekonomi pada 2022 diprakirakan membaik didorong oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
Selanjutnya, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik. Transaksi berjalan triwulan III 2021 diprakirakan kembali surplus, didorong oleh surplus neraca perdagangan yang meningkat menjadi USD13,2 miliar, atau tertinggi sejak triwulan IV 2009.
"Kinerja tersebut didukung peningkatan ekspor komoditas utama seperti CPO, batu bara, kimia organik, dan bijih logam, di tengah kenaikan impor terutama bahan baku seiring perbaikan ekonomi domestik," jelas Perry.
Sementara, surplus neraca modal diprakirakan meningkat sejalan dengan masuknya aliran modal asing, baik penanaman modal asing maupun investasi portofolio. Pada triwulan III 2021, aliran investasi portofolio mencatat net inflows sebesar USD1,3 miliar dolar. Aliran investasi portofolio tersebut terus berlanjut dari tanggal 1 Oktober 2021 hingga 15 Oktober 2021 dengan mencatat inflows sebesar USD0,2 miliar.
"Posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 juga meningkat menjadi sebesar USD146,9 miliar, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tambahnya.
Ke depan, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya menjadi di kisaran 0,0%-0,8% dari PDB pada 2021, dan akan tetap rendah pada 2022, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.
"Perbaikan ekonomi berlanjut tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Oktober 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Dari sisi lapangan usaha, lanjut dia, kinerja lapangan usaha industri pengolahan, pertambangan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi tumbuh tinggi. Secara spasial, pemulihan ekonomi terutama terjadi pada wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua), Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, yang ditopang kinerja ekspor.
Perry menambahkan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan terus membaik hingga triwulan IV sehingga keseluruhan 2021. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,5%-4,3%.
Pertumbuhan ekonomi pada 2022 diprakirakan membaik didorong oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
Selanjutnya, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik. Transaksi berjalan triwulan III 2021 diprakirakan kembali surplus, didorong oleh surplus neraca perdagangan yang meningkat menjadi USD13,2 miliar, atau tertinggi sejak triwulan IV 2009.
"Kinerja tersebut didukung peningkatan ekspor komoditas utama seperti CPO, batu bara, kimia organik, dan bijih logam, di tengah kenaikan impor terutama bahan baku seiring perbaikan ekonomi domestik," jelas Perry.
Sementara, surplus neraca modal diprakirakan meningkat sejalan dengan masuknya aliran modal asing, baik penanaman modal asing maupun investasi portofolio. Pada triwulan III 2021, aliran investasi portofolio mencatat net inflows sebesar USD1,3 miliar dolar. Aliran investasi portofolio tersebut terus berlanjut dari tanggal 1 Oktober 2021 hingga 15 Oktober 2021 dengan mencatat inflows sebesar USD0,2 miliar.
"Posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 juga meningkat menjadi sebesar USD146,9 miliar, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," tambahnya.
Ke depan, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya menjadi di kisaran 0,0%-0,8% dari PDB pada 2021, dan akan tetap rendah pada 2022, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.
(fai)
tulis komentar anda