Jaga-jaga Hadapi Kemungkinan Krisis Energi, Ini Pesan Luhut
Kamis, 21 Oktober 2021 - 13:12 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewanti-wanti semua pihak terkait fenomena krisis energi di beberapa negara di dunia. Kondisi ini menurutnya sangat berbeda dengan tahun lalu di mana terjadi kelebihan suplai sehingga menyebabkan harga jatuh sangat dalam.
"Ini membuktikan ketidakpastian energi di masa depan, bahkan meningkat sehingga kita sebagai negara yang berdaulat perlu meningkatkan ketahanan energi," ujarnya dalam Forum Kapasitas Nasional 2021, Kamis (21/10/2021).
Terlebih, kata dia, dalam peningkatan pembangunan ke depan tentu Indonesia akan membutuhkan lebih banyak energi. Untuk itu, target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang harus diupayakan tercapai untuk memastikan ketahanan energi nasional.
Dalam mencapai target tersebut, Luhut mengingatkan pula agar sektor hulu migas terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Berdasarkan nilai pengadaan barang dan jasa hulu migas, kontribusi yang diberikan pada tahun 2020 hingga kuartal III 2021 mencapai Rp103 triliun dengan komitmen TKDN mencapai 58%.
Industri-industri yang mendapatkan efek berganda dari beroperasinya sektor hulu migas antara lain komoditas utama dan penunjang migas, perhotelan, kesehatan, transportasi, tenaga kerja, asuransi, dan usaha kecil menengah.
"Selain itu, tidak kalah penting rasa nasionalisme juga harus ditingkatkan dan diperkuat sehingga implementasi P3DN tidak hanya sekadar program tertulis namun juga aksi nyata kita untuk terus mendorong penggunaan produk dalam negeri," tegasnya.
Beberapa program yang sudah dijalankan industri hulu migas termasuk business matchmaking antara lain penyediaan barang jasa dengan KKKS dan pembinaan usaha kecil dan menengah diharapkan terus dilakukan dan memberikan kontribusi yang maksimal.
"Sinergi antara kementerian, SKK Migas, KKKS, dan penyediaan barang jasa sangat diperlukan sehingga teknologi dan investasi di hulu migas Indonesia dapat terus meningkat dan ketergantungan Indonesia terhadap produk luar negeri dapat semakin berkurang," tandasnya.
"Ini membuktikan ketidakpastian energi di masa depan, bahkan meningkat sehingga kita sebagai negara yang berdaulat perlu meningkatkan ketahanan energi," ujarnya dalam Forum Kapasitas Nasional 2021, Kamis (21/10/2021).
Terlebih, kata dia, dalam peningkatan pembangunan ke depan tentu Indonesia akan membutuhkan lebih banyak energi. Untuk itu, target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang harus diupayakan tercapai untuk memastikan ketahanan energi nasional.
Dalam mencapai target tersebut, Luhut mengingatkan pula agar sektor hulu migas terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Berdasarkan nilai pengadaan barang dan jasa hulu migas, kontribusi yang diberikan pada tahun 2020 hingga kuartal III 2021 mencapai Rp103 triliun dengan komitmen TKDN mencapai 58%.
Industri-industri yang mendapatkan efek berganda dari beroperasinya sektor hulu migas antara lain komoditas utama dan penunjang migas, perhotelan, kesehatan, transportasi, tenaga kerja, asuransi, dan usaha kecil menengah.
"Selain itu, tidak kalah penting rasa nasionalisme juga harus ditingkatkan dan diperkuat sehingga implementasi P3DN tidak hanya sekadar program tertulis namun juga aksi nyata kita untuk terus mendorong penggunaan produk dalam negeri," tegasnya.
Beberapa program yang sudah dijalankan industri hulu migas termasuk business matchmaking antara lain penyediaan barang jasa dengan KKKS dan pembinaan usaha kecil dan menengah diharapkan terus dilakukan dan memberikan kontribusi yang maksimal.
"Sinergi antara kementerian, SKK Migas, KKKS, dan penyediaan barang jasa sangat diperlukan sehingga teknologi dan investasi di hulu migas Indonesia dapat terus meningkat dan ketergantungan Indonesia terhadap produk luar negeri dapat semakin berkurang," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda