Belanja Habis Rp1.806 Triliun, Dompet APBN Tekor Rp452 Triliun
Senin, 25 Oktober 2021 - 15:08 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan defisit APBN hingga September 2021 tercatat mencapai Rp452,0 triliun. Defisit tersebut setara dengan 2,74% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan penurunan defisit dibandingkan tahun lalu menggambarkan konsolidasi fiskal berjalan. Selain itu, secara tidak langsung pemulihan ekonomi sudah sesuai dengan diharapkan pemerintah.
"Dibandingkan tahun lalu, yang defisitnya Rp681,4 triliun, (defisit September 2021) ini penurunan 33,7:" ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (25/10/2021).
Realisasi belanja negara hingga September 2021 telah mencapai Rp1.806,8 triliun atau 65,7% dari pagu Rp2.750 triliun. Meski demikian belanja tersebut masih mencatatkan pertumbuhan minus 1,9% dari kinerja pada periode yang sama pada 2020.
Belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat senilai Rp1.265,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp541,5 triliun. Realisasi TKDD mengalami kontraksi 14,0% karena pemda masih memiliki sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang belum dibelanjakan.
Sementara pendapatan negara mencapai Rp1.353,8 triliun atau tumbuh 16,8 persen (yoy). Realisasi pendapatan berasal dari penerimaan pajak senilai Rp850,1 triliun, bea cukai Rp182,9 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp320,8 triliun.
"Penerimaan pajak mencapai 69,1% dari pagu. Sedangkan realisasi penerimaan bea cukai mencapai 85,1 persen dari pagu dan PNBP telah melebihi pagu mencapai 107,6%," tandasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan penurunan defisit dibandingkan tahun lalu menggambarkan konsolidasi fiskal berjalan. Selain itu, secara tidak langsung pemulihan ekonomi sudah sesuai dengan diharapkan pemerintah.
"Dibandingkan tahun lalu, yang defisitnya Rp681,4 triliun, (defisit September 2021) ini penurunan 33,7:" ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (25/10/2021).
Realisasi belanja negara hingga September 2021 telah mencapai Rp1.806,8 triliun atau 65,7% dari pagu Rp2.750 triliun. Meski demikian belanja tersebut masih mencatatkan pertumbuhan minus 1,9% dari kinerja pada periode yang sama pada 2020.
Belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat senilai Rp1.265,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp541,5 triliun. Realisasi TKDD mengalami kontraksi 14,0% karena pemda masih memiliki sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang belum dibelanjakan.
Sementara pendapatan negara mencapai Rp1.353,8 triliun atau tumbuh 16,8 persen (yoy). Realisasi pendapatan berasal dari penerimaan pajak senilai Rp850,1 triliun, bea cukai Rp182,9 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp320,8 triliun.
"Penerimaan pajak mencapai 69,1% dari pagu. Sedangkan realisasi penerimaan bea cukai mencapai 85,1 persen dari pagu dan PNBP telah melebihi pagu mencapai 107,6%," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda