Penjualan Lahan Industri LPCK Tumbuh, Kinerja LPKR Ikut Terdorong
Rabu, 27 Oktober 2021 - 09:22 WIB
JAKARTA - Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) , PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan lahan industri sepanjang 9 bulan di tahun 2021.
Dalam keterangan resminya, manajemen LPCK melaporkan bahwa penjualan lahan industri naik 18% YoY (year one year) menjadi Rp316 miliar per September 2021 dibandingkan September 2020.
(Baca juga:Pra Penjualan LPKR Bisa Melampaui Target Rp4,2 triliun)
Pertumbuhan permintaan lahan industri tersebut menunjukkan geliat investasi yang meningkat di tengah pemulihan pandemi Covid-19. “Pertumbuhan ekonomi digital memperluas kebutuhan pusat distribusi, pusat logistik, dan investasi lainnya, telah mendorong permintaan properti lahan industri,” jelas manajemen LPCK, Rabu (27/10/2021).
LPCK juga membukukan penjualan properti komersial seperti ruko dan kavling senilai Rp252 miliar per September 2021, naik 21 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
(Baca juga:Gelar RUPSLB, Ini Susunan Baru Direksi dan Komisaris LPKR)
Pertumbuhan penjualan LPCK dengan sendirinya turut mendorong kinerja LPKR sebagai induk usaha yang memegang 84% saham perusahaan tersebut.
CEO LPKR John Riady menjelaskan industri properti terbagi ke sejumlah sub sektor seperti perkantoran, apartemen, perumahan, mal, dan logistik pergudangan. Menurutnya, dua sektor yang masih bertumbuh meski di tengah pandemi Covid-19 adalah rumah tapak (landed house) dan logistik.
(Baca juga:LPKR Diuntungkan oleh Kinerja SILO yang Diprediksi Stabil)
“Sub sektor properti logistik bertumbuh cukup baik di tengah pandemi, karena terdorong industri e-commerce. Di kawasan industri Lippo Cikarang misalnya, sekitar 20%-30% pembeli mengembangkan lahan untuk pergudangan. Properti logistik juga cukup bagus perkembangannya, karena ada pertumbuhan permintaan pergudangan (warehouse),” paparnya.
John menambahkan bahwa LPKR meningkatkan target pra-penjualan Rp4,2 triliun pada tahun 2021. Sampai September 2021, realisasi pra-penjualan LPKR telah mencapai Rp3,9 triliun. “LPKR masih melihat produk rumah tapak sebagai pendorong utama kinerja pra-penjualan sampai dengan akhir tahun 2021. Pra-penjualan LPKR juga ditopang oleh LPCK melalui penjualan tanah industri, komersil, dan proyek rumah tapak Waterfront Estates,” tegasnya.
Dalam keterangan resminya, manajemen LPCK melaporkan bahwa penjualan lahan industri naik 18% YoY (year one year) menjadi Rp316 miliar per September 2021 dibandingkan September 2020.
(Baca juga:Pra Penjualan LPKR Bisa Melampaui Target Rp4,2 triliun)
Pertumbuhan permintaan lahan industri tersebut menunjukkan geliat investasi yang meningkat di tengah pemulihan pandemi Covid-19. “Pertumbuhan ekonomi digital memperluas kebutuhan pusat distribusi, pusat logistik, dan investasi lainnya, telah mendorong permintaan properti lahan industri,” jelas manajemen LPCK, Rabu (27/10/2021).
LPCK juga membukukan penjualan properti komersial seperti ruko dan kavling senilai Rp252 miliar per September 2021, naik 21 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
(Baca juga:Gelar RUPSLB, Ini Susunan Baru Direksi dan Komisaris LPKR)
Pertumbuhan penjualan LPCK dengan sendirinya turut mendorong kinerja LPKR sebagai induk usaha yang memegang 84% saham perusahaan tersebut.
CEO LPKR John Riady menjelaskan industri properti terbagi ke sejumlah sub sektor seperti perkantoran, apartemen, perumahan, mal, dan logistik pergudangan. Menurutnya, dua sektor yang masih bertumbuh meski di tengah pandemi Covid-19 adalah rumah tapak (landed house) dan logistik.
(Baca juga:LPKR Diuntungkan oleh Kinerja SILO yang Diprediksi Stabil)
“Sub sektor properti logistik bertumbuh cukup baik di tengah pandemi, karena terdorong industri e-commerce. Di kawasan industri Lippo Cikarang misalnya, sekitar 20%-30% pembeli mengembangkan lahan untuk pergudangan. Properti logistik juga cukup bagus perkembangannya, karena ada pertumbuhan permintaan pergudangan (warehouse),” paparnya.
John menambahkan bahwa LPKR meningkatkan target pra-penjualan Rp4,2 triliun pada tahun 2021. Sampai September 2021, realisasi pra-penjualan LPKR telah mencapai Rp3,9 triliun. “LPKR masih melihat produk rumah tapak sebagai pendorong utama kinerja pra-penjualan sampai dengan akhir tahun 2021. Pra-penjualan LPKR juga ditopang oleh LPCK melalui penjualan tanah industri, komersil, dan proyek rumah tapak Waterfront Estates,” tegasnya.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda