Gandeng Emirates, Erick Thohir Ternyata Masih Memikirkan Nasib Garuda
Kamis, 04 November 2021 - 16:55 WIB
JAKARTA - Di tengah upaya restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia Tbk sebesar USD7 miliar atau hampir mendekati Rp100 triliun, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas menjembatani kerja sama antara Garuda Indonesia dengan perusahaan penerbangan asal Dubai, Emirates .
Saat ini keduanya sudah melakukan penandatangan kerja sama. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap, kerja sama itu bertujuan agar Garuda Indonesia bisa fokus pada bisnis penerbangan domestik.
Selain itu, perjanjian dalam bentuk code sharing juga menegaskan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD 7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26% dan juga korupsi, lagi dinegosiasikan dengan para lessor. Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," ujar Erick, Kamis (4/11/2021).
Dia menghitung, melalui kerja sama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki nilai di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.
"Bagaimana pun, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata dia.
Saat ini keduanya sudah melakukan penandatangan kerja sama. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap, kerja sama itu bertujuan agar Garuda Indonesia bisa fokus pada bisnis penerbangan domestik.
Selain itu, perjanjian dalam bentuk code sharing juga menegaskan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD 7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26% dan juga korupsi, lagi dinegosiasikan dengan para lessor. Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," ujar Erick, Kamis (4/11/2021).
Dia menghitung, melalui kerja sama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki nilai di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.
"Bagaimana pun, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata dia.
(uka)
tulis komentar anda