BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Ditutup Perkasa
Kamis, 18 November 2021 - 16:31 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah , menurut data Bloomberg, pada penutupan pasar hari ini, Kamis (18/11/2021), menguat 24 poin atau naik 0,17% terhadap dolar AS di level Rp14.220.
Penguatan mata uang Garuda ini sejalan dengan pengumuman Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang baru saja memutuskan untuk menahan suku bunga deposit facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25%. BI juga mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan menahan suku bunga dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara kabar dari eksternal, Direktur PT TRFX Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi saat indeks Dolar AS mengalami penurunan. Meskipun dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, tetapi tetap di bawah puncaknya selama 16 bulan terakhir.
"Mata uang AS menekan jeda dalam reli baru-baru ini, mendorong investor untuk bertanya apakah reli melambat. Tetapi patokan imbal hasil treasury AS 10-tahun mencatat kenaikan moderat pada hari Kamis (18/11/2021) tetapi mundur dari level tertinggi tiga minggu selama sesi sebelumnya. Lelang obligasi 20 tahun juga mengecewakan," kata Ibrahim di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Di samping itu, data penjualan ritel AS yang kuat awal pekan ini memacu reli dolar baru-baru ini, yang dimulai pekan lalu setelah angka inflasi AS yang kuat mendorong asumsi pasar bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.
The Fed hanya akan menyelesaikan pengurangan aset (tapering) pada pertengahan 2022. Namun, bank sentral akan terus memantau apakah rekor inflasi tingkat tinggi akan turun seperti yang dia harapkan.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, Jumat (19/11/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp14.190-Rp14.240," tandasnya.
Penguatan mata uang Garuda ini sejalan dengan pengumuman Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang baru saja memutuskan untuk menahan suku bunga deposit facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25%. BI juga mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan menahan suku bunga dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara kabar dari eksternal, Direktur PT TRFX Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi saat indeks Dolar AS mengalami penurunan. Meskipun dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, tetapi tetap di bawah puncaknya selama 16 bulan terakhir.
"Mata uang AS menekan jeda dalam reli baru-baru ini, mendorong investor untuk bertanya apakah reli melambat. Tetapi patokan imbal hasil treasury AS 10-tahun mencatat kenaikan moderat pada hari Kamis (18/11/2021) tetapi mundur dari level tertinggi tiga minggu selama sesi sebelumnya. Lelang obligasi 20 tahun juga mengecewakan," kata Ibrahim di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Di samping itu, data penjualan ritel AS yang kuat awal pekan ini memacu reli dolar baru-baru ini, yang dimulai pekan lalu setelah angka inflasi AS yang kuat mendorong asumsi pasar bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan.
Baca Juga
The Fed hanya akan menyelesaikan pengurangan aset (tapering) pada pertengahan 2022. Namun, bank sentral akan terus memantau apakah rekor inflasi tingkat tinggi akan turun seperti yang dia harapkan.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, Jumat (19/11/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp14.190-Rp14.240," tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda