Capaian Kemitraan 30 Tahun ASEAN dan China, Investasi Meningkat 82 Kali Lipat

Senin, 22 November 2021 - 23:46 WIB
Retno berkata, dalam KTT Khusus ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam statement-nya bahwa Indonesia melihat telah banyak kerja sama konkret yang sudah dilakukan bersama, termasuk di bidang ekonomi. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Luar Negeri atau Menlu Retno Marsudi menerangkan, pencapaian 30 tahun kerja sama antara ASEAN dan China . Retno berkata, dalam KTT Khusus ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan dalam statement-nya bahwa Indonesia melihat telah banyak kerja sama konkret yang sudah dilakukan bersama, termasuk di bidang ekonomi.

“RRT adalah mitra dagang terbesar bagi ASEAN selama 12 tahun terakhir. Di tahun 2020, ASEAN adalah juga mitra dagang terbesar bagi RRT. Perdagangan ASEAN dan RRT di tahun 1991 bernilai USD 8,36 miliar dan tahun lalu mencapai lebih dari USD 685,28 miliar, yang berarti terjadi peningkatan 82 kali lipat yang memakan kurun waktu sekitar 30 tahun," kata Menlu dalam press briefing di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (22/11/2021).



"Selama 30 tahun terakhir, total investasi melampaui USD 310 miliar, dan ini menempatkan RRT sebagai sumber FDI keempat terbesar dari seluruh Mitra Wicara ASEAN,” lanjutnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, hubungan yang kuat memerlukan kerja keras termasuk kerja keras dalam membangun kepercayaan dan rasa saling percaya ini dapat terwujud jika semua pihak menghormati hukum internasional.



“30 tahun kemitraan telah menghasilkan banyak kerja sama yang konkret. Selain itu ia menambahkan bahwa kerja yang lebih keras diperlukan untuk 30 tahun ke depan guna membangun kemitraan yang lebih kokoh dan saling menguntungkan,” ujarnya.

Menlu Retno mengatakan, Presiden menekankan penguatan kerja sama ASEAN-China untuk menjadikan kawasan sebagai economic powerhouse. Presiden mendorong agar ASEAN-China meningkatkan kerja sama perdagangan yang seimbang dan investasi yang ramah lingkungan serta berkualitas.

“Pentingnya penguatan kerja sama untuk mendukung transisi ekonomi, transisi energi, dan transisi digital,” ujarnya.



Presiden menyebutkan bahwa tanpa perdamaian dan stabilitas tidak akan ada kemakmuran. “Untuk itu, Presiden menggarisbawahi merupakan tanggung jawab bagi semua negara untuk menjadikan kawasan kita menjadi kawasan yang damai dan stabil, di mana hukum internasional harus dihormati,” ucapnya.

Selain itu, Presiden mengajak semua pihak untuk selalu bekerja sama agar kawasan segera pulih bersama Recover together Recover stronger.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More