Erick Thohir Tekankan Kontribusi BUMN bagi Ketahanan Pangan
Rabu, 01 Desember 2021 - 17:19 WIB
JAKARTA - National Sugar Summit (NSS) 2021, konferensi industri gula terbesar di Indonesia, resmi dibuka Menteri BUMN Erick Thohir , Rabu, 1 Desember 2021. Dalam gelaran ini, Erick menekankan pentingnya peran dan kontribusi BUMN dalam ketahanan pangan dan swasembada gula.
Menurutnya, BUMN memiliki tanggung jawab sebagai penyeimbang market untuk memastikan pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Keseimbangan, itulah yang saya tekankan ketika mengonsolidasikan pangan yang ada di BUMN dan cukup berat tantangannya,” ujar Erick, Rabu (1/12/2021).
Untuk mewujudkan keseimbangan tersebut, kata dia, BUMN yang bergerak di industri pangan harus terus diperbaharui dan mengedepankan kolaborasi. Dia kemudian menyinggung dua BUMN yang menjadi motor penggerak di industri gula nasional, yaitu RNI dan PTPN.
“RNI dan PTPN harus upgrading. Dia punya pabrik, harus menambah lahan tebunya. Research and development (R&D) harus dilakukan tapi kerja sama dengan universitas, kita yang mengkorporasikan,” katanya.
Erick menyatakan, dalam mewujudkan keseimbangan di sektor pangan, BUMN tidak boleh menjadi menara gading dan harus berani terbuka membangun kolaborasi. “Jangan semua mau diambil. Kita harus kolaborasi, dengan swasta, dengan petani, dengan semua pihak. Untuk keseimbangan,” katanya.
Di juga mengatakan saat ini kepentingan yang terus diupayakan bersama adalah mendorong pertumbuhan ekonomi sampai tahun 2045. Hal tersebut sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila Indonesia harus menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi, lanjut Erick, ketahanan pangan menjadi salah satu konteks yang sangat penting di luar ketahanan energi dan kesehatan. Namun, untuk menjaga ketahanan pangan diperlukan usaha dan kesepakatan bersama.
Baca Juga
Menurutnya, BUMN memiliki tanggung jawab sebagai penyeimbang market untuk memastikan pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Keseimbangan, itulah yang saya tekankan ketika mengonsolidasikan pangan yang ada di BUMN dan cukup berat tantangannya,” ujar Erick, Rabu (1/12/2021).
Untuk mewujudkan keseimbangan tersebut, kata dia, BUMN yang bergerak di industri pangan harus terus diperbaharui dan mengedepankan kolaborasi. Dia kemudian menyinggung dua BUMN yang menjadi motor penggerak di industri gula nasional, yaitu RNI dan PTPN.
“RNI dan PTPN harus upgrading. Dia punya pabrik, harus menambah lahan tebunya. Research and development (R&D) harus dilakukan tapi kerja sama dengan universitas, kita yang mengkorporasikan,” katanya.
Erick menyatakan, dalam mewujudkan keseimbangan di sektor pangan, BUMN tidak boleh menjadi menara gading dan harus berani terbuka membangun kolaborasi. “Jangan semua mau diambil. Kita harus kolaborasi, dengan swasta, dengan petani, dengan semua pihak. Untuk keseimbangan,” katanya.
Di juga mengatakan saat ini kepentingan yang terus diupayakan bersama adalah mendorong pertumbuhan ekonomi sampai tahun 2045. Hal tersebut sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila Indonesia harus menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi, lanjut Erick, ketahanan pangan menjadi salah satu konteks yang sangat penting di luar ketahanan energi dan kesehatan. Namun, untuk menjaga ketahanan pangan diperlukan usaha dan kesepakatan bersama.
Lihat Juga :
tulis komentar anda