Jadi Pesaing China, Uni Eropa Siapkan Rp4.868 Triliun
Rabu, 08 Desember 2021 - 08:48 WIB
BRUSELL - Uni Eropa (UE) mengungkapkan rincian rencana investasi global mereka senilai USD340 Miliar atau setara Rp4.868 Triliun (Kurs Rp14.320/USD). Dimana hal itu digambarkan sebagai 'alternatif' untuk melawan Belt and Road China atau yang disebut Jalur Sutra Abad 21 .
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, skema Gateway Global harus menjadi brand tepercaya. Seperti diketahui China telah mendanai jalur kereta api, jalan raya dan pelabuhan yang dituding melakukannya dengan menambah beban utang beberapa negara.
Ketua Komisi UE mengutarakan, negara-negara membutuhkan "mitra terpercaya" untuk merancang proyek-proyek yang berkelanjutan. Uni Eropa kemudian merancang sebuah program dengan memanfaatkan miliaran euro yang diambil dari negara-negara anggota, lembaga keuangan dan sektor swasta.
Seperti dilansir BBC, hal itu sebagian besar disebutkan dalam bentuk jaminan atau pinjaman, bukan hibah. Sambung Von der Leyen menekankan, Uni Eropa ingin menunjukkan bahwa pendekatan demokratis yang berbeda bisa dilakukan dalam proyek perubahan iklim serta keamanan kesehatan global dan pembangunan berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.
"Proyek ini harus berkualitas tinggi, dengan tingkat transparansi dan tata kelola yang baik, dan harus memberikan hasil nyata bagi negara-negara yang terlibat," jelasnya.
Seorang pejabat Uni Eropa menuturkan, kepada BBC bahwa Afrika akan menjadi fokus utama dari skema tersebut. Sementara itu strategi China telah mencapai Afrika, Asia, Indo-Pasifik dan tidak terkecuali Uni Eropa.
Perusahaan Cosco China memiliki dua pertiga dari pelabuhan kontainer terbesar Yunani di Piraeus dan China Road and Bridge Corporation telah membangun jembatan utama di Kroasia.
"Ketika datang pilihan soal investasi. Beberapa opsi yang ada terlalu sering berbarengan dengan banyak catatan kecil yang mencakup konsekuensi besar, baik itu secara finansial, politik tetapi juga sosial," kata Presiden Komisi UE.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, skema Gateway Global harus menjadi brand tepercaya. Seperti diketahui China telah mendanai jalur kereta api, jalan raya dan pelabuhan yang dituding melakukannya dengan menambah beban utang beberapa negara.
Ketua Komisi UE mengutarakan, negara-negara membutuhkan "mitra terpercaya" untuk merancang proyek-proyek yang berkelanjutan. Uni Eropa kemudian merancang sebuah program dengan memanfaatkan miliaran euro yang diambil dari negara-negara anggota, lembaga keuangan dan sektor swasta.
Seperti dilansir BBC, hal itu sebagian besar disebutkan dalam bentuk jaminan atau pinjaman, bukan hibah. Sambung Von der Leyen menekankan, Uni Eropa ingin menunjukkan bahwa pendekatan demokratis yang berbeda bisa dilakukan dalam proyek perubahan iklim serta keamanan kesehatan global dan pembangunan berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.
"Proyek ini harus berkualitas tinggi, dengan tingkat transparansi dan tata kelola yang baik, dan harus memberikan hasil nyata bagi negara-negara yang terlibat," jelasnya.
Seorang pejabat Uni Eropa menuturkan, kepada BBC bahwa Afrika akan menjadi fokus utama dari skema tersebut. Sementara itu strategi China telah mencapai Afrika, Asia, Indo-Pasifik dan tidak terkecuali Uni Eropa.
Perusahaan Cosco China memiliki dua pertiga dari pelabuhan kontainer terbesar Yunani di Piraeus dan China Road and Bridge Corporation telah membangun jembatan utama di Kroasia.
"Ketika datang pilihan soal investasi. Beberapa opsi yang ada terlalu sering berbarengan dengan banyak catatan kecil yang mencakup konsekuensi besar, baik itu secara finansial, politik tetapi juga sosial," kata Presiden Komisi UE.
tulis komentar anda