Belanja Online dan Produk Lokal Dominasi Pilihan Konsumen Indonesia Saat Pandemi

Kamis, 09 Desember 2021 - 16:34 WIB
Pentingnya penyelarasan merek dengan nilai pribadi telah dipercepat selama pandemi: tahun 2021 ini, 7 dari 10 di 25 pasar dunia setuju bahwa mereka cenderung membeli merek yang mencerminkan nilai pribadi mereka (70%). Hubungan ini paling kuat di Nigeria (91%), Cina (86%), Kenya & Filipina (keduanya 85%), dan Indonesia (81%), sementara orang Meksiko dan Denmark paling tidak setuju (masing-masing 51%).

Terkat pemilihan merek, mayoritas pasar di dunia masih belum banyak memilih merek lokal . Mereka berpendapat bahwa merek global memilik produk yang lebih unggul dibandingkan merek lokal negaranya, seperti di Nigeria (77%), Kenya (67%), India (62%), Thailand (58%), dan Singapura (55%).



Berbeda di pasar Indonesia, 59% konsumen tidak setuju bahwa merek global memiliki produk lebih baik daripada merek lokal. Hal ini selaras dengan data pada survei yang sama bahwa 87% konsumen di Indonesia lebih cenderung untuk memilih membeli produk lokal dibandingkan produk global.

Untuk pasar Indonesia, dari data hasil survei Ipsos Global Trends 2021 terlihat nyata bahwa belanja online dan pilihan merek lokal sangat menonjol dan peningkatanya sangat signifikan bila dibandingkankan sebelum pandemi.

"Selain karena faktor kemudahan penggunaan saluran belanja online, seperti aplikasi, situs, sosial media, dan lainnya, faktor kemudahan menemukan penawaran atau promo lebih banyak dan lebih baik menjadi salah satu pertimbangan konsumen lebih cenderung memilih belanja online dibandingkan di toko. Dan untuk pilihan merek lokal, konsumen merasakan merek lokal Indonesia saat ini dapat bersaing bahkan dengan merek global. Untuk itu, saya melihat produk lokal dan belanja online masih akan tetap menjadi pilihan konsumen ke depannya,” ujar Soeprapto Tan.

Perubahan Iklim dan Lingkungan

Kekhawatiran tentang iklim diidentifikasi sebagai nilai global terkuat dalam survei Global Trends 2019 dan posisinya telah menguat selama pandemi ini. Di 25 pasar, hampir dua pertiga (63%) mengatakan lebih penting bagi mereka bahwa perusahaan melakukan sebanyak mungkin untuk mengurangi kerusakan lingkungan daripada perusahaan membayar jumlah pajak yang tepat, sementara hanya seperempat mengatakan pajak lebih penting daripada iklim (27%).

Indonesia sendiri merupakan negara peringkat pertama (96%) yang setuju bahwa “Kita sedang menuju bencana lingkungan kecuali kita mengubah kebiasaan kita dengan cepat”. Hal ini cukup menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya langkah nyata, termasuk lebih sedikit melakukan perjalanan (87%), guna menanggulagi perubahan iklim dan bencana linkungan,

Pasar negara berkembang kemungkinan besar akan melihat penanganan iklim sebagai keharusan: lebih dari 8 dari 10 orang Kolombia (82%) serta proporsi yang sama dari warga negara China dan Brasil (78%) mengatakan perusahaan yang memprioritaskan lingkungan lebih penting bagi mereka.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More