Terbatasnya Kapasitas Produksi UMKM Jadi Tantangan Ekspor
Minggu, 12 Desember 2021 - 21:00 WIB
BOGOR - Masalah kemampuan pasok masih menjadi tantangan besar bagi usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM ) untuk mengembangkan ekspor . Produk UMKM Indonesia yang beraneka jenis dan ragam kerap belum ditunjang kapasitas produksi yang memadai.
Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada kegiatan Bazar Indonesia Hitz dan Sunday Lunch Fashion Show, di Kota Bogor, Minggu (12/12/2021).
Teten mencontohkan, permintaan gula semut dari Eropa dan AS yang begitu besar. Namun, para pelaku UMKM yang rata-rata masih di level mikro dan kecil, sulit untuk dapat memenuhi permintaan tersebut.
Menurut Teten, perlu terus dilakukan agregasi untuk mengatasi masalah ini. "Saya selalu mengajak para kepala daerah untuk memilih dan menentukan satu atau beberapa produk unggulan khas daerahnya untuk kita kembangkan kualitas produk dan pemasarannya," jelasnya.
Teten juga menekankan pentingnya transformasi digital UMKM Indonesia. Dia mengingatkan bahwa kekuatan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan bertumbuh delapan kali lipat di 2030 atau mencapai Rp4.531 triliun.
Dengan potensi tersebut, kata dia, pihaknya terus mempercepat UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital. Saat ini, 24,9% atau sebesar 16,4 juta UMKM tercatat sudah onboarding.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa produk UMKM harus mendapat sentuhan khusus, agar lebih diminati pasar global. "Harus ada nuansa moderennya, namun juga menonjolkan sisi etnik atau nuansa lokalnya," kata Bima.
Tahun depan, kata Bima, Pemkot Bogor akan membangun pedestrian di seputaran Jalan Pajajaran yang banyak di kelilingi kuliner khas Bogor, kafe, restoran, hingga hotel. "Saya menyebut langkah ini sebagai nasionalisme kosmopolitan," ujar Bima.
Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada kegiatan Bazar Indonesia Hitz dan Sunday Lunch Fashion Show, di Kota Bogor, Minggu (12/12/2021).
Teten mencontohkan, permintaan gula semut dari Eropa dan AS yang begitu besar. Namun, para pelaku UMKM yang rata-rata masih di level mikro dan kecil, sulit untuk dapat memenuhi permintaan tersebut.
Menurut Teten, perlu terus dilakukan agregasi untuk mengatasi masalah ini. "Saya selalu mengajak para kepala daerah untuk memilih dan menentukan satu atau beberapa produk unggulan khas daerahnya untuk kita kembangkan kualitas produk dan pemasarannya," jelasnya.
Teten juga menekankan pentingnya transformasi digital UMKM Indonesia. Dia mengingatkan bahwa kekuatan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan bertumbuh delapan kali lipat di 2030 atau mencapai Rp4.531 triliun.
Dengan potensi tersebut, kata dia, pihaknya terus mempercepat UMKM onboarding ke dalam ekosistem digital. Saat ini, 24,9% atau sebesar 16,4 juta UMKM tercatat sudah onboarding.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa produk UMKM harus mendapat sentuhan khusus, agar lebih diminati pasar global. "Harus ada nuansa moderennya, namun juga menonjolkan sisi etnik atau nuansa lokalnya," kata Bima.
Tahun depan, kata Bima, Pemkot Bogor akan membangun pedestrian di seputaran Jalan Pajajaran yang banyak di kelilingi kuliner khas Bogor, kafe, restoran, hingga hotel. "Saya menyebut langkah ini sebagai nasionalisme kosmopolitan," ujar Bima.
Lihat Juga :
tulis komentar anda