Rupiah Bergerak Melemah Jelang Pertemuan The Fed
Selasa, 09 Juni 2020 - 10:37 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD)bergerak melemah pada perdagangan Selasa (9/6/2020). Data indeks Bloomberg pada pukul 10.20 WIB, mencatat mata uang kecintaan kita melemah 16 poin atau 0,12% ke level Rp13.901 per USD.
Awal perdagangan, rupiah dibuka tergerus 12 poin menjadi Rp13.897 per USD dibanding sesi penutupan kemarin di Rp13.885 per USD.
Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya melemah pada Selasa ini. Dimana dolar Singapura melemah 0,11% dan yuan China tergerus 0,06%. Adapun won Korea Selatan memimpin penguatan 0,71%, disusul yen Jepang naik 0,28%, baht Thailand menguat 0,19% dan ringgit Malaysia terapresiasi 0,13%.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah di level Rp13.973 per USD, terdepresiasi 17 poin atau 0,12% dibandingkan level Rp13.956 per USD pada Senin kemarin.
Laju rupiah dan sejumlah mata uang komoditas berhenti sejenak seiring para investor yang menunggu hasil rapat bank sentral Amerika Serikat, The Fed pada Selasa dan Rabu pekan ini.
Melansir dari Reuters, investor sedang mempertimbangkan kemungkinan peningkatan pembelian obligasi dan pandangan dovish dari The Fed. Hasil data pekerjaan AS bulan Mei yang meningkat 2,5 juta membuat investor tidak yakin The Fed akan menurunkan suku bunga.
Kenaikan data tenaga kerja AS dan angka ekspor China bulan lalu yang lebih kuat dari perkiraan mendorong kepercayaan pasar soal pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Ekonomi global memang hancur akibat pandemi tetapi tidak seburuk yang diperkirakan. Saya pikir ini adalah kuncinya," ujar analis valuta asing di Westpac Foreign Exchange Imre Speizer di Auckland, Selandia Baru.
Melansir dari CNBC, indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama menanjak ke level 96,731, setelah sesi sebelumnya berada di 96,532.
Awal perdagangan, rupiah dibuka tergerus 12 poin menjadi Rp13.897 per USD dibanding sesi penutupan kemarin di Rp13.885 per USD.
Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya melemah pada Selasa ini. Dimana dolar Singapura melemah 0,11% dan yuan China tergerus 0,06%. Adapun won Korea Selatan memimpin penguatan 0,71%, disusul yen Jepang naik 0,28%, baht Thailand menguat 0,19% dan ringgit Malaysia terapresiasi 0,13%.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah di level Rp13.973 per USD, terdepresiasi 17 poin atau 0,12% dibandingkan level Rp13.956 per USD pada Senin kemarin.
Laju rupiah dan sejumlah mata uang komoditas berhenti sejenak seiring para investor yang menunggu hasil rapat bank sentral Amerika Serikat, The Fed pada Selasa dan Rabu pekan ini.
Baca Juga
Melansir dari Reuters, investor sedang mempertimbangkan kemungkinan peningkatan pembelian obligasi dan pandangan dovish dari The Fed. Hasil data pekerjaan AS bulan Mei yang meningkat 2,5 juta membuat investor tidak yakin The Fed akan menurunkan suku bunga.
Kenaikan data tenaga kerja AS dan angka ekspor China bulan lalu yang lebih kuat dari perkiraan mendorong kepercayaan pasar soal pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Ekonomi global memang hancur akibat pandemi tetapi tidak seburuk yang diperkirakan. Saya pikir ini adalah kuncinya," ujar analis valuta asing di Westpac Foreign Exchange Imre Speizer di Auckland, Selandia Baru.
Melansir dari CNBC, indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama menanjak ke level 96,731, setelah sesi sebelumnya berada di 96,532.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda