Minat Mahasiswa Menjadi Pendiri Startup Makin Tinggi
Selasa, 21 Desember 2021 - 22:29 WIB
JAKARTA - Indonesia menempati peringkat ke lima negara dengan startup terbanyak di dunia. Demikian menurut data Startup Ranking 2021. Di Asia Tenggara, Indonesia dinilai memiliki ekosistem bisnis rintisan alias startup teknologi paling bernilai. Antusiasme mendirikan startup sangat terlihat di kalangan anak-anak muda Indonesia, terutama mahasiswa.
Pada berbagai ajang pembinaan, kompetisi ide bisnis, maupun penghargaan bagi startup yang baru didirikan selalu ramai diminati peserta. Momentum tersebut mendasari Masyarakat Industri Kreatif TIK/Digital Indonesia (MIKTI) merancang sebuah program bernama Startup Merdeka yang sudah berjalan selama satu semester.
"Kami melihat, tingginya minat kalangan mahasiswa untuk mendirikan startup perlu difasilitasi dengan baik. Inilah yang mendorong MIKTI menggulirkan Startup Merdeka batch pertama," Ketua Umum MIKTI Andy Zaky melalui keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (21/12/2021).
Zaky berharap melalui program tersebut akan lebih banyak startup founder lahir dari kalangan mahasiswa, yang andal dalam menghadirkan solusi teknologi dan berdampak luas bagi masyarakat. Program tersebut sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Sebanyak 130 mahasiswa dari 28 Universitas mengikuti program studi independen bersertifikat Startup Merdeka batch pertama. Mereka memiliki 36 ide bisnis, yang dibawa ke dalam program yang dirancang untuk memandu mahasiswa membentuk pola pikir serta mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai founder startup ini.
Selama 15 pekan dan dibimbing oleh para mentor, mahasiswa mempraktekkan secara langsung berbagai metode dalam pengembangan ide produk berbasis teknologi.
"Mulai dari dari tahap identifikasi permasalahan, rumusan ide solusi, validasi target pasar dan pengembangan prototipe produk versi awal," kata dia.
Sebagai penutup program batch pertama tersebut, diselenggarakan Demo Day secara daring (21/12). Sebanyak 13 rencana pendirian startup dipresentasikan oleh para mahasiswa kepada pengelola inkubator, akselerator, investor, serta mitra strategis lainnya.
Pada berbagai ajang pembinaan, kompetisi ide bisnis, maupun penghargaan bagi startup yang baru didirikan selalu ramai diminati peserta. Momentum tersebut mendasari Masyarakat Industri Kreatif TIK/Digital Indonesia (MIKTI) merancang sebuah program bernama Startup Merdeka yang sudah berjalan selama satu semester.
"Kami melihat, tingginya minat kalangan mahasiswa untuk mendirikan startup perlu difasilitasi dengan baik. Inilah yang mendorong MIKTI menggulirkan Startup Merdeka batch pertama," Ketua Umum MIKTI Andy Zaky melalui keterangan resmi, di Jakarta, Selasa (21/12/2021).
Zaky berharap melalui program tersebut akan lebih banyak startup founder lahir dari kalangan mahasiswa, yang andal dalam menghadirkan solusi teknologi dan berdampak luas bagi masyarakat. Program tersebut sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Sebanyak 130 mahasiswa dari 28 Universitas mengikuti program studi independen bersertifikat Startup Merdeka batch pertama. Mereka memiliki 36 ide bisnis, yang dibawa ke dalam program yang dirancang untuk memandu mahasiswa membentuk pola pikir serta mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan sebagai founder startup ini.
Selama 15 pekan dan dibimbing oleh para mentor, mahasiswa mempraktekkan secara langsung berbagai metode dalam pengembangan ide produk berbasis teknologi.
"Mulai dari dari tahap identifikasi permasalahan, rumusan ide solusi, validasi target pasar dan pengembangan prototipe produk versi awal," kata dia.
Sebagai penutup program batch pertama tersebut, diselenggarakan Demo Day secara daring (21/12). Sebanyak 13 rencana pendirian startup dipresentasikan oleh para mahasiswa kepada pengelola inkubator, akselerator, investor, serta mitra strategis lainnya.
tulis komentar anda