Jokowi Ingin Stop Impor Obat, Erick Thohir Sodori Kekuatan Industri Herbal RI
Senin, 27 Desember 2021 - 14:41 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir merespons Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menghentikan impor obat dari luar negeri. Pihaknya optismistis impr bisa dihentikan dengan mengembangkan potensi industri herbal di dalam negeri.
"Industri herbal sendiri kita punya kekuatan. Kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal daripada pengobatan,” ujar Erick, Senin (27/12/2021).
Menurut dia industri obat herbal bisa diperkuat dengan mengonsolidasikan klaster kesehatan di BUMN. Hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem guna memperkuat ketahanan dan kemandirian industri obat di dalam negeri.
"Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya," kata dia.
Kementerian BUMN juga telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Selain itu, secara bisnis Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.
"Karena itu, kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak apakah merupakan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki," lanjutnya.
Terkait vaksinasi, Erick menjelaskan bahwa tanggal 13 Desember kemarin telah dimulai uji klinis vaksin produksi Bio Farma. Dengan dimulainya uji klinis tersebut, Erick berharap tahun depan Indonesia mampu memproduksi vaksin secara mandiri.
"Tentu kita harapkan dengan uji klinis ini kesatu lalu kedua dan ketiga, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta dosis untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli," jelasnya.
"Industri herbal sendiri kita punya kekuatan. Kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal. Karena itu Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal daripada pengobatan,” ujar Erick, Senin (27/12/2021).
Menurut dia industri obat herbal bisa diperkuat dengan mengonsolidasikan klaster kesehatan di BUMN. Hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan ekosistem guna memperkuat ketahanan dan kemandirian industri obat di dalam negeri.
"Kita tahu ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya," kata dia.
Kementerian BUMN juga telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk (holding company) yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Selain itu, secara bisnis Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.
"Karena itu, kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak apakah merupakan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki," lanjutnya.
Terkait vaksinasi, Erick menjelaskan bahwa tanggal 13 Desember kemarin telah dimulai uji klinis vaksin produksi Bio Farma. Dengan dimulainya uji klinis tersebut, Erick berharap tahun depan Indonesia mampu memproduksi vaksin secara mandiri.
"Tentu kita harapkan dengan uji klinis ini kesatu lalu kedua dan ketiga, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta dosis untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli," jelasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda