Menperin Beberkan Strategi Tekan Subtitusi Impor Rp152 Triliun

Rabu, 29 Desember 2021 - 21:13 WIB
Kandungan impor di sektor otomotif masih terbilang tinggi. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ) terus berupaya guna mengurangi substitusi impor sebesar 35% pada 2022. Sejak Januari hingga Agustus 2021 upaya itu baru mencapai 7% dari target sebelumnya.



"Saat ini (Januari-Agustus) capaiannya baru 7%. Padahal target di tahun 2021 itu 22%. Sedangkan tahun depan target substitusi impor adalah 35%," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam jumpa pers Kinerja Sektor Industri 2021 dan Outlook 2022, Rabu (29/12/2021).



Untuk mencapai target tersebut, Menperin membeberkan sejumlah strategi. Di antaranya pendalaman struktur industri, peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja baru, peningkatan kemampuan belanja dalam negeri, kemandirian bahan baku industri dukungan regulasi dan insentif, optimalisasi program P3DN, serta peningkatan pasar ekspor.

"Program substitusi impor ditargetkan sebesar 35% pada tahun 2022 bisa terealisasi dengan strategi yang dijalankan," cetus Menperin Agus.

Lebih rinci Menperin Agus menerangkan, Kemenperin telah melakukan exercise berdasarkan sektor-sektornya. Secara riil, potensi subtitusi impor adalah sebesar Rp434 triliun.

Pihaknya menargetkan angka tersebut bisa diturunkan secara akumulatif hingga mencapai 35% atau setara dengan Rp152 triliun pada tahun 2022. Dengan begitu, nilai subtitusi impor tinggal Rp282 triliun.

Adapun sektor-sektor yang menjadi andalan adalah sektor industri kimia, farmasi dan tekstil, sektor industri logam, mesin alat transportasi dan elektronika, industri agro dan industri aneka.

Tak berhenti sampai di situ, Menperin Agus pun menyebut bahwa untuk mengurangi ketergantungan impor bisa dengan membangun Indonesia Manufacturing Center (IMC). Menurutnya, cara ini akan menjembatani kesenjangan antara sisi permintaan dari industri terhadap permesinan dan sisi suplai permesinan dari hasil riset, pengembangan, dan inovasi baik oleh perguruan tinggi, lembaga riset, atau industri.



"Pada tahun 2022 juga akan dilakukan pengembangan center of excellence alat kesehatan," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More